Wolfgang Amadeus Mozart. (Wolfgang Amadeus Mozart)
Wolfgang Amadeus Mozart. (Wolfgang Amadeus Mozart)

Mendengar Musik Mozart Tingkatkan Kinerja Otak, Mitos atau Fakta?

Riza Aslam Khaeron • 05 Januari 2025 19:19
Jakarta: Banyak orang percaya bahwa mendengarkan musik klasik, khususnya karya Wolfgang Amadeus Mozart, dapat meningkatkan kecerdasan.
 
Fenomena ini dikenal sebagai "Mozart Effect" dan telah memicu popularitas besar sejak awal 1990-an. Namun, apakah klaim ini benar adanya? Berikut adalah fakta dan mitos di balik efek Mozart.
 

Asal Usul "Mozart Effect"

Istilah "Mozart Effect" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1991 dan menjadi terkenal setelah sebuah studi di University of California, Irvine, diterbitkan pada tahun 1993.
 
Penelitian ini melibatkan 36 mahasiswa yang diminta menyelesaikan tugas mental setelah mendengarkan musik Mozart, rekaman relaksasi, atau keheningan selama 10 menit.

Hasilnya, peserta yang mendengarkan Mozart menunjukkan peningkatan sementara dalam tugas spasial, seperti memvisualisasikan bentuk kertas yang dilipat.
 
Namun, efek ini hanya berlangsung sekitar 15 menit dan tidak menunjukkan peningkatan kecerdasan secara keseluruhan. Bahkan, peneliti aslinya tidak pernah mengklaim bahwa musik Mozart membuat seseorang lebih pintar.
 

Apa Kata Penelitian Lain?

Penelitian lanjutan mencoba menguji ulang efek Mozart ini. Meta-analisis dari 16 studi menemukan bahwa mendengarkan musik dapat memberikan peningkatan kecil pada kemampuan spasial, tetapi efek ini sementara.
 
Menariknya, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa jenis musik lain — seperti karya Schubert atau bahkan pembacaan buku oleh Stephen King — dapat memberikan efek yang serupa, asalkan pendengar menikmatinya.
 
Ini menunjukkan bahwa kunci utama bukanlah musik itu sendiri, melainkan keterlibatan dan kenikmatan pendengar.
 

Studi pada Anak-Anak

Sebagian besar mitos efek Mozart berfokus pada bayi dan anak-anak. Namun, sebagian besar penelitian dilakukan pada orang dewasa.
 
Pada tahun 2006, sebuah studi di Inggris melibatkan 8.000 anak-anak. Mereka mendengarkan musik Mozart, diskusi eksperimen, atau lagu-lagu pop.
 
Hasilnya, lagu-lagu pop memberikan efek yang lebih besar pada kemampuan anak-anak untuk memvisualisasikan bentuk kertas.
 

Apakah Musik Bisa Meningkatkan IQ?

Mendengarkan musik, termasuk Mozart, tidak akan meningkatkan IQ kamu secara permanen. Namun, belajar bermain alat musik dapat memberikan manfaat kognitif yang lebih signifikan.
 
Penelitian menunjukkan bahwa pelajaran musik selama satu tahun dapat meningkatkan IQ hingga tiga poin.
 
Menurut Jessica Grahn, seorang ilmuwan kognitif, bermain musik melibatkan banyak area otak, termasuk koordinasi, memori, dan kreativitas.
 

Kesimpulan: Mitos atau Fakta?

Efek Mozart tidak sepenuhnya mitos, tetapi juga bukan fakta yang sesuai dengan klaim populernya.
 
Mendengarkan Mozart dapat meningkatkan kinerja otak dalam tugas tertentu untuk sementara waktu, tetapi tidak meningkatkan kecerdasan secara permanen.
 
Manfaat ini juga tidak eksklusif untuk Mozart, melainkan bergantung pada kenikmatan dan keterlibatan pendengar.
 
Jika kamu ingin benar-benar meningkatkan kemampuan kognitif, belajar bermain alat musik mungkin adalah pilihan yang lebih efektif.
 
Jadi, jika kamu suka mendengarkan musik Mozart, nikmati saja. Namun, jangan berharap menjadi lebih pintar hanya dengan memutar sonata.
 
Baca Juga:
7 Serial Kartun dengan Musik Klasik: Mulai Tom and Jerry sampai Your Lie in April

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan