Pelantun lagu “Khayalan” itu mengaku kerap menerima royalti yang jauh dari harapan, meskipun lagu-lagunya cukup populer. Hal ini memicu kekecewaannya sekaligus memperkuat tekadnya untuk memperjuangkan hak musisi bersama Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI).
Baca juga: 5 Hari Koma, Pria Malaysia Ini Kembali Sadar setelah Dengar Suara Siti Nurhaliza |
Pada 2 Agustus 2025, ia membuat pernyataan dalam akun @rieka.roslan, “Mulai hari ini, saya hanya ingin menciptakan lagu untuk orang-orang yang aku suka dan bisa duduk bersama. Saling menghargai dan bisa sukses bersama… makmur bersama,” tulisnya. Ia menegaskan komitmennya untuk menciptakan lagu bagi orang-orang yang menghargai jerih payahnya.
Rieka turut menyampaikan kekecewaannya dengan analogi tajam. “Kami bukan benda mati seperti sendok yang bisa dipakai, dibengkokkan, lalu dibuang. Kami manusia yang perlu dihargai,” tambahnya.
Perjuangan Rieka bukanlah hal baru. Bersama AKSI, ia aktif mendorong reformasi sistem royalti di Indonesia.
“Makin semangat berjuang dengan AKSI,” tulisnya. Penyanyi berusia 55 tahun ini berharap, dengan terus menyuarakan isu tersebut, akan ada perubahan sistemik yang melindungi hak ekonomi para pencipta lagu.
“Semangat berkarya untuk para pembuat lagu,” pesannya, mengajak rekan-rekan musisi untuk tetap produktif meski menghadapi tantangan.
Baca juga: Soleh Solihun Sayangkan Kisruh Terkait Royalti: Penyanyi dan Pencipta Lagu Jadi Musuhan |
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id