"Enggak sempat sampai Papua dan Papua Barat karena enggak tembus, tapi hampir semua warnanya jadi hampir sama. Pas dilihat kok jadi begini Indonesia yang aku kenal, enggak begini loh dulu," kata Prisia Nasution di Jakarta.
Menurut bintang film Interchange itu, Indonesia kini saling meniru autentisitas atau keaslian budaya lain.
"Kita maunya jangan semuanya selalu berkiblat di Indonesia Barat, ibu kota. Karena karyanya masing-masing dan warnanya masing-masing besar banget," kata Prisia.
"Kalau misalnya warga Sulawesi mau ngenalin ini, eh Sulawesi ada ini loh, dari tempat lain bisa belajar. Jadi kiblatnya enggak harus Jakarta lagi Jakarta lagi," sambungnya.
Keresahan itu disampaikan Prisia melalui keterlibatannya dalam video musik Hatiku Indonesia, proyek besutan Yovie Widianto di bawah naungan komunitas Ruang Tengah Indonesia. Menanggapi kegelisahan Prisia, Yovie Widianto sepakat.
"Kalau kayak lagunya Nino bekerjasama dengan Febri Hivi, pelangi tidak pernah indah kalau hanya dua warnanya. Karena ada warna-warna yang luar biasa itu, dengan sisipan-sisipan warna berbeda bisa menjadi indah. Kita juga melihat Indonesia jangan sampai homogen, sama. Karena ada hal-hal indah yang harus kita jaga," kata Yovie Widianto.
Hatiku Indonesia menjadi proyek pertama Ruang Tengah Indonesia. Lagu ini diharapkan dapat mendinginkan suasana Indonesia di tengah puncak kontestasi Pemilihan Umum pada 17 April 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id