Pertama, untuk mengorbitkan musisi, dia akan memilih sosok dengan sikap yang baik. Dengan seperti itu, diharapkan musisi tersebut tidak akan membawa hal provokatif yang merugikan.
"Syaratnya sikap dan karya. Kalau di sosmed mereka cenderung kontroversi, kita tidak begitu tertarik. Sejauh ini belum ada yang seperti itu," ujarnya di Medan, Rabu, 17 Juli 2019.
"Jangan kesannya bikin seram. Musik boleh keras tapi tidak harus ganggu. Stigmanya jangan gitu," ujarnya.
Selanjutnya, mereka juga membantu orang-orang yang membutuhkan. Dengan seperti itu, gambaran anak musik keras tidak semata-mata 'mengganggu' saja, tapi berguna bagi masyarakat. Mereka baru saja membuat program sumbangan untuk Sinabung.
"Charity itu pengen lebih sering," ungkapnya.
Selain itu, secara lirik musik keras di Medan juga lebih ditekankan pada makna persahabatan. "Liriknya juga jahat ada yang jahat (musik keras secara umum) tapi kalau di Medan lebih ke pertemanan," katanya.
Euphoria membuat standarnya sendiri pada musik keras. Makna utama dari usahanya adalah membantu para musisi-musisi untuk berkarya.
"Kalau mereka mau rilis album butuh dana, kita rilisin. Mereka dapat royalti itu kita berikan di depan. Mereka bisa pakai itu untuk pembiayaan," jelasnya.
Hingga saat ini mereka telah meriliskan album untuk 50 band salah satunya Finger Print. Adilta berharap nantinya orang-orang semakin termotivasi untuk berkarya dalam musik keras.
Boot Euphoria akan hadir di acara Magnumotion yang digelar 18 Juli. Acara ini juga ikut mendorong perkembangan industri kreatif lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News