Arthur mengabadikan tragedi bencana alam itu ke dalam sebuah lagu. Pada 1984, band rock yang dibentuk Arthur, SAS, merilis sebuah album bernama Sansekerta. Sebanyak sembilan lagu dimuat di dalam album tersebut, salah satunya "Larantuka".
"Itu memang sebenernya terjadi gempa di sana," ucap Arthur Kaunang, dikutip dari dikutip dari Shindu's Scoop di saluran YouTube medcom id, Rabu, 4 Oktober 2023.
Pengangkatan peristiwa itu menjadi sebuah lagu merupakan salah satu bentuk nasionalisme Arthur Kaunang. Ia juga ingin tragedi itu dikenang secara abadi dalam bentuk karya musik.
"Bagi saya, secara nasionalisme mengangkat daerah itu mengalami musibah itu dan diabadikan dalam bentuk karya musik," ujar Arthur.
Menurut Arthur, "Larantuka" menjadi salah satu karya terbaik yang pernah ditulisnya.
"Memang idenya itu, akhirnya Larantuka jadi satu masterpiece. Unik bagi saya bisa tercipta lagu itu," tutur Arthur.
Lagu "Larantuka" sepertinya memiliki kesan tersendiri bagi Arthur. Meski sudah puluhan tahun dirilis, Arthur Kaunang kerap membawakan lagu tersebut saat sedang tampil di atas panggung.
"Sampai sekarang pun saya masih menampilkannya di panggung," jelas Arthur.
Selain band SAS, lagu "Larantuka" juga dipopulerkan oleh band Boomerang. Lagu tersebut masuk ke dalam album Hard 'n Heavy milik Boomerang yang dirilis pada 1999 silam.
Setelah malang-melintang di panggung rock Indonesia sejak era 1960-an, ayah dari selebritas Tessa Kaunang itu kini memutuskan menjalani hidup sebagai pendeta. Arthur memimpin sebuah gereja di bilangan Blok M, Jakarta Selatan. Simak perjalanan Arthur Kaunang dalam wawancara eksklusif di bawah ini:
(Rafi Alvirtyantoro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id