Band yang dibentuk pada tahun 1965 ini beranggotakan Hans Panjaitan pada lead guitar, Benny Panjaitan sebagai vokalis dan rhythm guitar, Doan Panjaitan pada bass dan keyboard, serta Asido Panjaitan pada drum. Bersama-sama mereka memulai kariernya di kota Surabaya setelah sebelumnya menikmati masa kecil di Palembang.
Darah bermusik kakak-beradik itu ternyata merupakan turunan dari sang orang tua. Hal itu diceritakan oleh Asido Panjaitan dalam wawancaranya bersama Medcom.id di acara Shindu’s Scoop.
"Ayah saya sebenarnya pemain biola. Ibu saya pemain akordion. Jadi setiap malam minggu waktu saya di Palembang, bapak saya selalu mengajak teman-temannya lalu kita main musik saja," ucap Asido.
Selanjutnya Asido Panjaitan menyatakan bahwa hal itulah yang membuat ia dan keluarganya terbiasa untuk bermain musik. Sebelum Panbers, mereka juga telah membuat band bocah yang membuat mereka semakin cakap bermusik sebagai band.
Ia selanjutnya menceritakan asal-usul dirinya sebagai drummer yang berawal dari suatu insiden pada saat dirinya berusia 8 tahun.
“Sebenarnya, awalnya di band bocah saya itu pemain bass… Zaman dahulu itu kan bassnya bass betot, yang besar… (suatu hari) saya lupa kalau kita itu main di lapangan rumput. Saya putar (bass itu) kemudian lengket, lalu saya jatuh. Setelah itu kapok saya enggak mau main bass lagi,” ucap Asido.
Mengingat hal itu, sang ayah menyarankan Asido untuk berpindah ke instrument drum. Akan tetapi, pada saat itu keluarganya tidak memiliki drum set. Akhirnya dengan kecerdasan bermusiknya, Asido menyulap floor dan sapu lidi sebagai perkusi imitasi drum.
Kini, Asido Panjaitan bersama Maxi Pandelaki, Hans Noya, Isran Panjaitan, Tigor Panjaitan, dan Johan membuat band bernama New Panbers. Band ini dibuat setelah mendiang Benny Panjaitan berpesan agar Panbers tetap berjalan dan selalu eksis.
(Ifdal Ichlasul Amal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News