Dalam balutan langgam Jawa, penampilan perdana Andien dipersembahkan untuk kedua orang tuanya.
Selang tembang Jawa, Andien muncul di tengah panggung mengenakan gaun biru panjang serta tutup kepala dan headpiece bak Cleopatra.
"Selamat malam Jakarta. Selamat malam metamorfosa," sapa Andien dari atas panggung.

Tentu, dia tak membiarkan tubuhnya polos begitu saja. Andien mengenakan busana lain di dalamnya. Dalam beberapa kali pergantian kostum, dia melakukannya di atas panggung megah.
Pergantian busana ini sukses berkat dukungan para desainer ternama, Mel Ahyar, Didi Budiarjo, Sapto Djojokartiko, Tri Handoko, dan Danjyo Hiyoji.
Usai membawakan langgam Jawa, Andien menyanyikan tembang-tembang teranyar era 90-an yang dikemas dengan aransemen baru dan kembali dibawakakan oleh Andien.
Lagu tersebut yaitu Aku di Sini Untukmu (dipopulerkan Dewa 19) dan Rindu Ini (dipopulerkan oleh Warna). Penonton yang rata-rata berusia matang kembali bernostalgia lewat lagu ini.
Selama konser berlangsung, berbagai gimmick humor pun disampaikan Andien sehingga tak ayal mengundang gelak tawa ribuan penonton. Andien mengaku, sebelum konser, dia memang belajar bagaimana caranya stand up comedy.
Upaya pemilik nama lengkap Andini Aisyah Haryadi itu berhasil. Guyonan yang dilontarkan membuat penonton terpingkal-pingkal dengan pembahasan seputar Instagram, sperma, hingga asisten rumah tangga.
"Saya mau kasih tahu segala ketidaksempurnaan saya. Saya ingin mengungkapkan absurdity saya ini," kata penyanyi berusia 30 tahun.
Berbagai alunan lagu yang dibawakan Andien malam itu terkesan bebas tidak mengikuti alur perjalanannya. Dibantu oleh lima music director, Nikita Dompas, Rishanda Singgih, Aghi Narotama, Dandy Lasahido dan Ali Akbar, membuat lagu-lagu Andien menjadi lebih berwarna.
My Funny Valentine, Tentang Aku, Saat Bahagia, Teristimewa, Gemintang, dan Pulang dilantunkan dari bibir mungil Andien.

(Foto:MI/Adam Dwi)
Tak hanya berbau pop dan jazz, Andien juga memberanikan diri menyanyikan lagu dengan aransemen baru berupa elektronik, serta hip hop. Bahkan dia sempat pula nge-rock ketika membawakan Let I Be My Way dengan The Cash, trio Tora Sudiro (gitar), Vincent Rompies (bass), Desta (drum) yang memiliki vokalis baru Ringgo Agus Rahman.
Pada konsernya, Andien memang tak tampil sendiri. Dia menggandeng penyanyi-penyanyi dengan kemampuan baik seperti trio Gamaliel Tapiheru, Audrey Tapiheru, dan Cantika Abigail, Teza Sumendra, serta Yovie Widianto.
Baca juga: Gaya Unik Para Sahabat Setia Andien
Bagi Andien, Metamorfosa tak hanya menceritakan berbagai perjalanan karier dan fesyennya. Juga menceritakan tentang bagaimana dirinya.
"Metamorfosa itu saya," kata Andien dalam sebuah video yang diputar di layar dekat panggung.
Salah satu penampilan spesial malam itu dia persembahkan untuk almarhum gurunya, Elfa Secioria. "Mengenang Elfa, selalu berat buat saya," kata Andien, sendu.

(Foto:MI/Adam Dwi)
Dia pun membawakan Selamat Jalan Kekasih, sebuah lagu yang ditulis Elfa dan dipercayakan kepada Andien saat mengikuti festival menyanyi di Shanghai, beberapa tahun silam.
Lagu tersebut ditulis Elfa untuk seorang temannya yang kehilangan pasangan akibat kecelakaan pesawat. "Lagu ini, belum pernah direkam dan hari ini saya ingin menyanyikan buat almarhum," ungkapnya.
Sebelum meraih sukses seperti sekarang, bakat menyanyi Andien sudah digembleng sejak duduk di kelas 6 SD. Oleh ibundanya, Andien diikutkan kelas musik di EMS (Elfa Music Studio), di bawah asuhan Elfa Secioria.
Dan atas tangan dingin Elfa Secioria, Andien berhasil merilis album pertama, Bisikan Hati, pada tahun 2000.
Sebanyak 23 lagu, lima desainer, lima musisi, membuat konser Metamorfosa 15 Tahun Andien Berkarya menjadi konser sentimentil. Selama durasi konser 3,5 jam, apa yang Andien inginkan selama berkarya akhirnya terwujud sempurna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News