Pada 2022, sebanyak 41 juta keping vinyl terjual berbanding 33 juta keping CD. RIAA menyebut angka ini sebagai tanda kebangkitan yang luar biasa dari rilisan musik fisik. Keseluruhan penjualan rilisan musik fisik pada 2022 dipimpin oleh vinyl, yakni di angka 70% dan menghasilkan total pendapatan USD1,2 miliar.
Melambungnya angka penjualan rilisan musik fisik ini dipengaruhi beberapa faktor, termasuk berkembangnya ketertarikan generasi muda (Milenial dan Gen Z) terhadap vinyl. Menurut laporan Luminate pada 2022, pendengar Gen Z memiliki kemungkinan 25% lebih besar untuk membeli piringan hitam daripada rata-rata pendengar musik.
Pandemi juga memegang peranan penting terhadap kebangkitan vinyl. Kebijakan karantina selama masa pandemi membuat orang-orang mencoba menemukan hobi baru.
"Banyak orang terjebak di rumah bekerja atau menerima uang stimulus di awal pandemi dan tidak dapat membelanjakannya untuk hal yang sama seperti sebelumnya, jadi mereka berinvestasi," kata general manager label rekaman Stones Throw, Jason McGuire, kepada Los Angeles Times, Januari 2022.
"Saya pikir itu masih berlanjut hingga hari ini, hampir dua tahun setelah pandemi," lanjut McGuire.
Meskipun angka penjualan vinyl melambung dan menyentuh generasi muda, RIAA menyebut bahwa platform streaming musik masih menjadi raja, dengan menyumbang 84% dari total pendapatan musik pada tahun 2022.
Menurut Luminate, penjualan vinyl di tahun 2022 dipimpin oleh musisi pop macam Taylor Swift, Harry Styles, dan Olivia Rodrigo, yang memegang posisi tiga teratas dalam rekor penjualan terbanyak. Di sisi lain, bintang rock klasik seperti The Beatles dan Fleetwood Mac berada di urutan 10 besar.
Swift, yang merilis beberapa versi album barunya, Midnights, pada Oktober 2022, menjual total 1,58 juta rekaman selama seminggu — yang mana merupakan angka rilisan terbesar dalam tujuh tahun terakhir.
(Nicholas Timothy Suteja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
