Pasalnya pada 2021, Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar festival tersebut secara daring. Kini festival yang melibatkan para pemusik tradisi dari luar negeri itu pun dilakukan secara tatap muka, tepatnya di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Acara yang dihelat selama dua hari itu merupakan bentuk perhatian masyarakat seniman terutama Dewan Kesenian Jakarta terhadap pelaku seni khususnya pemusik tradisional. Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta menilai jika saat ini musik tradisional hanya eksis di daerah di mana mereka berasal dan ditonton oleh orang-orang tertentu saja. Akibatnya Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta pun membentuk program ini.
Dengan kurangnya perhatian dari publik, Imam Firmansyah selaku anggota Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sekaligus composer musik tradisi berharap banyak untuk kedepannya.
"Banyak yang perlu diperkenalkan kedahsyatan musik tradisi Indonesia. Terlebih, musik tradisi juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apapun,” ujarnya.

Selain bentuk perhatian dan apresiasi, program ini diharapkan bisa menjadi terobosan baru dalam menghadapi perubahan zaman. Pasalnya kini banyak anak muda yang lebih antusias mendengarkan musik modern seperti K-Pop, Pop, maupun genre lainnya ketimbang mendengarkan musik tradisional.
Tak hanya musik tradisional, hal ini juga berlaku bagi pelaku musik tradisional. Dengan demikian pelaku musik tradisional pun beregenerasi ke kaum muda dan keberadaan musik tradisional tak lagi terancam keberadaannya.
(Stephine Nauliani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id