Uyau Moris tampil dalam hari kedua Indonesian Music Expo (IMEX), yang digelar di Puri Lukisan Ubud, Bali, pada 21 hingga 24 September 2023. IMEX sendiri merupakan festival musik yang secara khusus memberi ruang pada genre world music, sebuah istilah untuk menyebut musik-musik yang berangkat dari akar tradisi dan etnis.
"Kami (suku dayak kenyah) menggunakan musik ini untuk penyembuhan kalau ada orang sakit di desa kami," kata Moris yang tampil memainkan instrumen musik sape.
Moris yang tinggal di desa Setulang, Malinau, Kalimantan Utara, memang mengalami langsung musik sebagai pengobatan dalam tradisi dayak.
"Kalau sekarang, seiring dengan berkembangnya medis yang modern, pengobatan dengan iringan musik sape sudah sangat jarang. Tetapi, saya masih sempat mengalami pengobatan dengan musik sape sewaktu kecil. Saya masih ingat tubuh saya dibaringkan dan diasapi, kemudian dilakukan ritual dengan iringan musik sape," kata Moris kepada Medcom.id.
Moris ingin membawa pengalaman itu pada pendengar yang lebih luas dengan cara yang lebih relevan. Aransemen musik yang dihadirkan Moris lewat sape dibuat harmoni dengan tempo yang terdengar menenangkan. Meskipun bagi mereka yang baru pertama kali mendengar suara sape akan merasa asing, tetapi musik yang dihadirkan Moris memberikan rasa relaksasi tersendiri.
Sape merupakan instrumen musik khas suku dayak. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik dengan bentuk neck dan fingerboard yang lebih lebar. Moris bukan sekadar pemain sape, dia juga seorang instrument builder. Moris yang mengenyam pendidikan musik di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, membuat sendiri sape delapan senar untuk menunjang aksi panggungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News