“Kalau dibilang musisi bisa hidup dari royalti, ya bisa. Tapi nggak semuanya langsung mencukupi, tergantung seberapa sering karya kita diputar dan didaftarkan di DSP (digital streaming platform),” ujar salah satu personel The Lantis saat berbincang dengan Medcom.id pada Kamis, 23 Oktober 2025.
Menurut mereka, besarnya pendapatan dari royalti bergantung pada banyak faktor, mulai dari jumlah streaming, performa lagu di berbagai platform, hingga manajemen hak cipta.
“Royalti orang beda-beda. Ada yang tinggi banget karena lagunya terus diputar. Jadi ya possible untuk hidup dari royalti, salah satunya tergantung seberapa relevan karyanya” lanjutnya.
The Lantis juga menyoroti pentingnya sistem hukum yang kuat dalam mengatur hak cipta.
“Kalau lihat dari obrolan para musisi senior dipodcast kayak Ahmad Dhani, sebenarnya semuanya udah diatur di undang-undang. Cuma praktiknya kadang yang masih bermasalah,” ungkap mereka.
Meski begitu, The Lantis menegaskan bahwa mereka tetap mendukung siapa pun yang ingin membawakan lagu mereka, asalkan dilakukan dengan izin. The Lantis juga menyebut bahwa pihaknya selalu melakukan izin terlebih dahulu jika ingin menggunakan lagu dari musisi lain.
“Kalau udah izin sih aman-aman aja. Kita juga terbuka banget kalau ada yang mau nyanyiin lagu kita,” ucap mereka.
Sebagai musisi muda, The Lantis berharap sistem royalti di Indonesia bisa lebih transparan dan modern.
“Harapannya sih sistemnya makin terbuka dan bisa mengakomodasi semua musisi. Kalau misalnya undang-undangnya masih lemah, ya harus diperbarui. Karena kita kan negara hukum,” tutup mereka.
Dengan semangat yang tetap positif, The Lantis percaya perbaikan sistem royalti akan membantu lebih banyak musisi lokal bertahan dan hidup sepenuhnya dari karya mereka sendiri.
(Thiyya Iskandar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
