Tekanan-tekanan itu dirasakan Ivanka karena menggantikan sosok Bonky, bassist Slank terdahulu. Banyak Slankers dan orang-orang di sekeliling Slank menuding Ivanka sebagai pengkhianat, karena "mengambil" posisi Bongky.
"Itu masa-masa terberat gue, beratnya apa? Ada yang bilang gue jadi pengkhianat. Dilema," kata Ivanka.
Sayangnya, tekanan itu membuat Ivanka lari lebih kencang lagi di dunia candu. Keputusan ini membuat Ivanka jadi lebih ketergantungan pada zat laknat itu.
"Yang bisa bikin gue agak cuek, itu drugs. Itu (jadi pelarian dari tekanan itu). Makanya fase itu gue agak dalam terhadap drugs," lanjut Ivanka.
Lebih jauh Ivanka mengatakan lingkungan sosialnya kala itu sudah tercemari narkoba. Ke mana pun dirinya pergi, selalu saja ada narkoba. Situasi ini membuatnya kian sulit untuk benar-benar hidup lepas dari narkoba.
"Pada saat itu anak muda gila, menjelang reformasi. Skena drugs itu dari seniman, anak kampus, aparat, politikus. Semuanya. Lo bisa konfirmasi ke teman-teman yang lain. Kira-kira seperti itu."
Untungnya, jerat narkoba tak membuat dirinya dan Slank mati berkarya. Perlahan tapi pasti, Ivanka mengikuti sejumlah proses rehabilitasi hingga akhirnya benar-benar melepas titel pecandu dan hidup tanpa narkoba hingga hari ini.
"Pada saat itu, drugs enggak jadi hal yang mendorong ataupun menghambat. DNA karya dari Slank sudah ada terutama di otak Bimbim dan Kaka," tukas Ivan.
Simak wawancara bersama Ivanka lebih lanjut dalam episode terbaru Shindu's Scoop di bawah ini:
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News