"Beberapa seniman itu tidak melihat penampilan mereka sebagai pernyataan politik, dan mereka juga tidak menganggap pertunjukan itu sebagai medan pertempuran budaya. Pertunjukan live mereka sebagai kesempatan untuk menghibur kerumunan yang antusias," kata pengamat hiburan, Lori Landew, seperti diberitakan New York Post.
Menurutnya, ini bukan merupakan hal yang aneh saat para bintang tampil di halftime Super Bowl. Beberapa musisi bintang dunia memang kerap tampil cuma-cuma di agenda yang ditonton jutaan manusia itu.
Sebagai gantinya, para bintang termasuk Shakira dan Jennifer Lopez akan dibayar lewat publisitas yang besar. Ini akan meningkatkan exposure khususnya buat karya-karya para bintang lantaran mereka tampil di hadapan jutaan orang.
Ambil misal data Spotify yang melaporkan pendengar lagu Jennifer Lopez melonjak sebesar 335 persen persis setelah mereka menyelesaikan penampilannya di Super Bowl Halftime Show 2020.
Lagu Whenever, Wherever milik Shakira yang dia bawakan dalam agenda tersebut bahkan menduduki puncak tangga lagu pada penjualan per tanggal 2 Februari 2020 dengan unduhan sebanyak 4.000 kali. Artinya terjadi peningkatan jumlah pendengar hingga 1.194 persen dari hari sebelumnya, menurut Market Watch.
"Sehingga Super Bowl Halftime Show, tetap menjadi tempat yang sangat didambakan banyak artis," tandas Landew.
Sebelumnya, Shakira dan Jennifer Lopez beraksi di panggung Super Bowl Halftime Show 2020 yang digelar di Hard Rock Stadium, Florida pada Minggu 2 Februari 2020. Aksi dua penyanyi latin ini sontak ramai di dunia maya. Pasalnya, saat ini JLo berusia 50 tahun, dan masih sangat energik. Fisik JLo masih sangat prima untuk melakukan gerakan-gerakan ekstrem di atas panggung. Shakira sendiri saat ini berusia 43 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News