Personel "The Dance Company" itu adalah produser album pertama Endank Soekamti. Dalam album ke-6 Soekamti yang berjudul "Kolaborasoe," Pongki ikut menyumbang suara.
Saat pesta peluncuran "Kolaborasoe" yang digelar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014), Pongki yang berkemeja denim lengan panjang bercerita tentang kejadian menarik saat penggarapan album pertama Endank Soekamti, "Kelas 1" (rilis tahun 2003).
"Dulu mereka memperdengarkan materi album pertama, judul singelnya 'Bau Mulut.' Saat itu saya memiliki label rekaman bernama Proton, singkatan Pongki Karo Toni (Pongki bersama Toni)," kenang Pongki sembari tertawa.
Singkatnya, Pongki meminta saran kepada istrinya, Sophie Navita, apakah Endank Soekamti menarik secara bisnis untuk bernaung di bawah Proton.
"Istri saya waktu itu bilang, 'Lagu dan nama bandnya unik," kata Pongki. Untuk merealisasikan sebuah debut album, dana yang dibutuhkan tidak murah. Biaya sewa studio dan promosi memerlukan sokongan dana kuat. Pongki lantas mencari sponsor. Akhirnya, mereka sepakat dengan salah seorang pengusaha asal Yogyakarta.
Seiring penggarapan album, masalah muncul. Sponsor mereka mendadak 'hilang', jika tidak ingin disebut kabur begitu saja. Sebagai produser, beban Pongki bertambah. Dia putar otak bagaimana caranya mencari uang untuk menambal biaya rekaman.
"Saya dulu punya dua mobil. Satu punya saya dan satu punya istri. Karena saya harus menutup biaya rekaman ini, saya jual mobil saya," aku mantan vokalis band Jikustik ini.
"Saya enggak menyesal (menjual mobil), karena begitu cintanya saya sama karya mereka. Hasinya ternyata baik, karena memang niatnya baik. Saya banyak terbantu juga. Semangat kerja mereka di atas rata-rata," puji Pongki.
Sayangnya, Pongki enggan meneruskan jabatan produser di album Endank Soekamti selanjutnya. Pongki merekomendasikan Endank Soekamti berada di bawah bendera Warner Music Indonesia untuk penggarapan album kedua.
Kini, 11 tahun setelah album "Kelas 1" dirilis, Endank Soekamti menjelma menjadi band yang disegani. Basis penggemar mereka luar biasa banyak. Personelnya, Erix, Ari, dan Dory, menjadi contoh nyata kesuksesan bahwa band independen mampu eksis dengan kreativitas sebagai modal utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News