Jumpa pers Konferensi Musik Indonesia di Jakarta Selatan, Selasa, 19 November 2019. (Foto: Medcom.id/Cecylia Rura)
Jumpa pers Konferensi Musik Indonesia di Jakarta Selatan, Selasa, 19 November 2019. (Foto: Medcom.id/Cecylia Rura)

KSI: Industri Musik Indonesia Masih Berpusat di Jakarta

Cecylia Rura • 20 November 2019 16:20
Jakarta: Konferensi Musik Indonesia kedua membahas tentang upaya bersama membangun industri musik berkeadilan dan lestari. Koalisi Seni Indonesia (KSI) yang juga mengawal perkembangan bidang permusikan menilai perlu adanya ekosistem baru di luar ibukota sehingga tidak terkesan Jakarta sentris.
 
"Industri musik Indonesia masih berpusat di Jakarta dan kita belum punya kantung musik di kota lain yang berjalan sehat dan berkepanjangan, berkesinambungan," ungkap Nadia Yustina, anggota KSI di Jakarta Selatan.
 
Dia menilai, kota-kota lain seperti Ambon, Bandung, Yogyakarta seharusnya bisa membentuk ekosistem musik mereka selain di Jakarta. Wadah untuk berkreasi juga diperlukan untuk menciptakan regenerasi baru di lini musisi.

"Harus ada label publishing di kota lain selain Jakarta. Itu adalah langkah pertama kalau mau menuju keadilan musisi. Kedua ada tempat regenerasi," terangnya.
 
Nadia mencontohkan, setiap masa memiliki nama-nama musisi unggulan. Dalam beberapa acara banyak nama-nama familiar yang ditemukan dan menjadikan kurangnya panggung untuk artis baru untuk unjuk gigi. M-Bloc dinilai sebagai salah satu wadah potensial memunculkan generasi baru di bidang musik.
 
"Ini problem yang harus dipecahkan untuk mendorong industri musik. Kita memang butuh private sector di bidang lain selain yang sudah berjalan sekarang," ungkapnya.
 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan