Berdasarkan pantauan Medcom baru-baru ini, single "Apa Sih" dari band Radja sudah tidak lagi tersedia di kolom pencarian maupun di laman profil Spotify mereka.
Lagu "Apa Sih" sendiri sempat memicu kontroversi di kalangan warganet sejak dirilis pada 21 Desember lalu. Banyak yang menilai lagu tersebut memiliki kemiripan dengan karya kolaborasi Bruno Mars dan Rose BLACKPINK yang berjudul "APT," sehingga menimbulkan tuduhan plagiarisme.
Warganet juga mengkritik Radja karena dianggap berlebihan dalam memberikan bumbu gimmick pada lagu "Apa Sih." Kehadiran sosok kontroversial Vadel Badjideh sebagai talent di video klip, serta penggunaan stiker monyet di wajah, dinilai terlalu dibuat-buat.
| baca juga: APT Jadi Lagu Paling Dicari di Google Indonesia Sepanjang 2024, Ini Arti dan Liriknya |
Selain itu, video klip lagu tersebut dianggap memiliki banyak kemiripan, atau bahkan dinilai plek ketiplek oleh warganet, dengan konsep visual dari video klip lagu populer "APT."
Moldy, gitaris Radja, mengakui bahwa single "Apa Sih" memang terinspirasi dari lagu "APT," yang viral sepanjang tahun 2024 dengan meraih lebih dari 754 juta pendengar di Spotify.
Pernyataan tersebut memicu protes keras dari penggemar musik K-pop dan menimbulkan kekecewaan di kalangan penikmat musik Tanah Air. Banyak yang merasa tindakan Radja mencederai reputasi mereka sebagai salah satu band lawas yang populer di berbagai kalangan pada masanya.
"Sadar nggak sih mereka itu band legend 2000-an malah bikin lagu parodi," tulis akun X @snts_indra yang merasa kecewa dengan band Radja.
Salah satu pendengar setia Radja bahkan melabeli single "Apa Sih" sebagai karya terburuk sepanjang perjalanan karier band tersebut. Kritikan ini semakin memperkuat kekecewaan publik terhadap band yang sebelumnya dikenal dengan lagu-lagu ikoniknya di industri musik Tanah Air.
"No offense. Tapi ini lagu Radja terjelek sepanjang kariernya," tulis akun X @queen_m4ry.
Lagu "Apa Sih" telah ditakedown dari Spotify, namun video klipnya masih tersedia di YouTube dan telah berhasil meraih 1,1 juta penonton sejak dirilis pada 21 Desember 2024. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menuai kontroversi, karya tersebut tetap menarik perhatian warganet.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
