Lokananta, bisa disebut sebagai titik penting dalam sejarah musik Indonesia. Sayangnya, perusahaan rekaman itu sempat mengalami masa-masa kritis. Berbagai aset tidak terbengkalai, dan krisis finansial. Perlahan, Lokananta kembali hidup meski tak kuasa menahan arus zaman.
Buku Lokananta adalah potret penting dan upaya mendokumentasikan sejarah lewat cara yang wajar.
"Sekarang bagaimana caranya orang tahu posisi Lokananta di situasi musik sekarang. Kami menyudahi segala nostalgia Lokananta sebagai label pertama sejak Indonesia merdeka, studio pertama, kami fokus pada narasi-narasi orang-orang yang menjaga Lokananta," kata Fakhri Zakaria, salah satu penulis buku Lokananta, dalam bedah buku yang digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jumat (27/1/2017).
Lokananta, dengan segala problematikanya adalah ironi. Namun, bukan tidak mungkin cita-cita melestarikan Lokananta - dalam wujud dan cara apapun - tercapai.
"Banyak musisi atau di dalamnya selalu komplain terhadap pemerintah, mengeluh soal tindakan pemerintah, saya berpikir mengapa tidak kita mulai dulu? Lokananta ini aset yang ada di Indonesia. Kalau tidak ada kontribusi dari pemuda, akan hilang begitu saja. Kami lihat yang kurang dari Lokananta, literasinya. Akhirnya kami buat website dan bukunya," kata Dzulfikri Putra Malawi, penulis buku Lokananta.
Buku Lokananta juga memuat tulisan dari Syaura Qotrunada, pemimpin Lokananta Project, yang juga tercatat sebagai mahasiswi Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Syaura menggunakan pendekatan menarik dalam melihat Lokananta, yaitu dari perjalanan visual yang terlihat lewat sampul piringan hitam, kaset, dan CD.
Miftah Zubir, Kepala Lokananta, mengatakan dirinya akan fokus mengembangkan Lokananta agar lebih dikenal publik. Langkah ini diyakini sebagai pintu untuk menggerakan roda ekonomi lain yang terkait dengan lini bisnis Lokananta.
"Kita harus menyadari tidak mungkin kami laku di generasi sekarang. Banyak yang harus kami lakukan, legalitas perlu dirapikan, produksi kami terakhir (sebagai label) tahun 1989. Kalau sinergi, dengan pemerintah yang krusial. Kami juga ingin meningkatkan awareness masyarakat. Setidaknya penggemar musik tahu jika menelusuri roots musik Indonesia salah satu (sumbernya) Lokananta," tutup Miftah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News