Barry Likumahuwa (Foto: MI/Sumaryanto)
Barry Likumahuwa (Foto: MI/Sumaryanto)

Barry Likumahuwa Bicara Masa Depan Jazz Indonesia dan Musik AI

Agustinus Shindu Alpito • 15 Februari 2025 09:38
Jakarta: Musisi jazz Barry Likumahuwa menyoroti berbagai aspek positif dan tantangan yang dihadapi dalam industri jazz di Indonesia saat ini. 
 
Dalam wawancara eksklusif Medcom.id, ia mengungkapkan optimisme terhadap antusiasme generasi muda terhadap jazz, tetapi juga menyoroti permasalahan tata kelola industri musik yang masih menjadi kendala.
 
Menurut Barry, kehadiran festival jazz seperti TP Jazz Festival dan TP Jazz Competition menjadi wadah penting bagi anak muda untuk berkarya. Ia melihat bahwa generasi Z dan generasi Alpha justru menunjukkan ketertarikan yang lebih besar terhadap jazz dibandingkan generasi sebelumnya.

"Surprisingly dengan Gen Z dan Gen Alpha, sekarang sepertinya justru mereka lebih tertarik dengan jazz," ungkapnya. 
 
Ia menilai bahwa perkembangan teknologi informasi turut membantu pemahaman anak muda tentang jazz sehingga mereka lebih mudah membedakan mana yang benar-benar jazz dan mana yang bukan.
 
Meskipun optimis, Barry juga menyoroti berbagai permasalahan dalam tata kelola industri musik di Indonesia. Salah satu masalah utama adalah sistem royalti yang masih belum berjalan dengan baik. 
 
 
Baca juga: Jason Ranti, Iksan Skuter, dan Danto Sisir Tanah Bentuk Trio Lesehan, Rilis Debut di Hari Valentine

 
Menurutnya, meskipun konsep direct license sudah banyak diterapkan di luar negeri, di Indonesia masih banyak kendala dalam sistem pengelolaan dan distribusi royalti.
 
"Problemnya di Indonesia sekarang sistemnya belum bener. Jadi saya nggak heran juga kalau banyak musisi dan pencipta lagu yang menuntut haknya," kata Barry.
 
Ia juga menyinggung perdebatan yang pernah muncul terkait regulasi industri musik yang diusulkan bersama Glenn Fredly pada 2019. Kala itu, banyak musisi yang belum setuju dengan gagasan tersebut, sehingga usulan regulasi tersebut gagal diterapkan.
 
"Padahal kalau waktu itu kita punya, kita sudah punya yang namanya undang-undang untuk musik yang melindungi kita semua," ujarnya. 
 
Saat ini, para musisi hanya dapat berlindung di bawah Undang-Undang Hak Cipta, yang dinilai belum cukup untuk mengakomodasi kebutuhan industri musik secara menyeluruh.
 
Selain isu tata kelola industri, Barry juga berbicara tentang kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam musik. Namun, ia tidak merasa terancam oleh teknologi ini karena menurutnya, AI tidak akan bisa menggantikan ekspresi dan emosi yang ada dalam musik jazz.
 
"Saya nggak takut karena AI nggak akan pernah bisa gantiin manusia. Kita dengar, saya sekarang udah bisa bedain banget begitu bunyi musik di media sosial atau di mana pun, pasti AI. Nggak ada rasanya, nggak ada soul-nya," jelasnya dengan percaya diri.
 
Baca juga: Lady Gaga Hampir Pensiun dari Dunia Musik

 

(Nithania Septianingsih)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan