Jakarta: Band alternatif rock/emo asal Bandung, for Revenge, kini dikenal luas berkat lagu-lagu bertema patah hati mereka yang emosional dan relate dengan banyak pendengar. Namun, di balik nuansa melankolis tersebut, band ini rupanya kerap menyisipkan makna spiritual mendalam dalam karya-karya mereka.
Salah satu ciri khas dari for Revenge adalah menyisipkan teaser angka-angka di ending video klip mereka. Rupanya angka-angka tersebut memiliki makna dan merujuk pada ayat-ayat dan surat dari kitab suci Al-Quran.
Baca juga: Promotor Prambanan Jazz Tanggapi Kritik Indra Lesmana: Undang Musisi Pop ke Panggung Jazz Bukan Pengkhianatan
Dalam episode terbaru siniar Shindu’s Scoop, Archims Pribadi alias Chimot (drummer for Revenge) membagikan filosofi di balik konsep fresh yang diusung oleh for Revenge tersebut.
Menurut Chimot, setiap kesedihan dan keluh kesah yang dituangkan dalam lagu-lagu for Revenge, selalu memiliki "penawar" diambil dari kitab suci Al-Quran.
"Setiap keluh kesah manusia, Al-Quran itu jawabannya sebenernya. Semua ada jawabannya di situ, tentang lu patah hati, kecewa sama kehidupan, dan apapun, penawarnya tuh ada di Al-Quran," ungkap Chimot.
Chimot pun menerangkan bahwa penawar itu seringkali mereka sematkan angka sebagai teaser di ending video musik mereka, yang ternyata adalah referensi yang merujuk dari surat dan ayat-ayat dalam Al-Quran.
"Makanya ketika for Revenge membuat lirik-lirik sedih, pasti ada penawarnya. Di belakang video klip for Revenge itu pasti ada ayat, nah itulah penawarnya," ungkap Chimot.
konsep ini dapat ditemukan dalam single "Sadrah", lagu yang mengisahkan kekalahan dalam cinta namun menjadi awal dari penerimaan dan ketenangan batin. Di akhir video klip lagu ini, muncul angka 25:20, yang ternyata merujuk pada Surat Al-Furqan ayat 20, berbunyi:
“Kami menjadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Tuhanmu Maha Melihat.”
Baca juga: 5 Fakta Menarik Film Superman Karya James Gunn |
Sementara sang vokalis Boniex Noer, menegaskan bahwa ikatan spiritual yang terjalin antara dirinya, bersama Chimot (drum), dan Izha (bass) menjadi fondasi penting dalam proses kreatif for Revenge.
"Gua, Chimot sama Izha tuh punya konsep spiritual yang sama sih. Ketika kita bertiga dipertemukan lagi pun kayak udah mempunyai kepercayaan yang sama," ungkap Boniex.
Tak hanya itu, ketiganya ternyata juga memiliki guru spiritual yang sama, yang membuat pemahaman mereka dalam mencari makna di balik kesedihan dan patah hati menjadi lebih mudah dan selaras.
"Kita juga punya guru spiritual yang sama, dan itulah akhirnya yang membuat pemahaman kita juga sama," lanjutnya.
Boniex juga menuturkan bahwa ketika dirinya bersama Chimot, dan Izha tengah dalam proses menulis lagu dengan tema patah hati tertentu, mereka kerap sudah memiliki bayangan tentang ayat Al-Quran yang relevan sebagai "penawar" dalam lagu patah hati mereka.
"Jadi misal kalau ‘Ada lagu temanya ini, kira-kira jawabannya ada di mana ya?’ Kadang kita tuh masing-masing udah pada tau, ‘Oh ini ayat ini, surat ini, ayat yang ini’," tutup Boniex.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di