Ilustrasi Musik (Foto: Pexels/ Ylanite Koppens)
Ilustrasi Musik (Foto: Pexels/ Ylanite Koppens)

Musik untuk Bisnis Harus Dibedakan dengan Konsumsi Pribadi

Elang Riki Yanuar • 08 Agustus 2025 21:46
Jakarta: Permasalahan royalti musik sedang menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Sejumlah kafe dan restoran mengeluhkan harus membayar royalti yang dianggap memberatkan biaya produksi mereka. 
 
Namun, Rudi selaku VP Business & Marketing Velodiva menegaskan jika memperdengarkan musik di sebuah tempat bisnis berbeda dengan mendengarkan musik untuk konsumsi pribadi. Menurut Rudi, perbedaan besar antara musik pribadi dan musik untuk bisnis terletak pada tujuan penggunaannya. 
 
"Mendengarkan musik di rumah adalah bagian dari hobi atau relaksasi. Tapi dalam bisnis, musik adalah instrumen yang mempengaruhi perilaku konsumen, memperkuat citra merek, dan secara langsung berdampak pada pendapatan," jelas Rudi dalam keterangan tertulisnya. 

Rudi menambahkan, bagi banyak pemilik usaha di Indonesia, membayar lebih mahal untuk layanan musik komersial dibandingkan langganan pribadi masih terasa membingungkan. Apalagi, jika lagu yang diputar terdengar sama seperti playlist favorit di rumah. Perbedaan ini sering dianggap tidak masuk akal, bahkan menimbulkan kecurigaan terhadap transparansi harga.
 
baca juga: Begini Aturan dan Cara Hitung Royalti Lagu untuk Kafe

 
"Musik untuk bisnis adalah entitas yang berbeda sepenuhnya. Di baliknya terdapat jaringan lisensi, distribusi, teknologi, dan layanan pendukung yang memastikan setiap lagu yang diputar aman secara hukum, berkualitas secara teknis, dan relevan secara strategis bagi target pelanggan," jelasnya. 
 
Velodiva adalah platform digital musik di Indonesia yang ditujukan untuk kebutuhan bisnis komersial. Platform ini menyediakan musik berlisensi yang dapat digunakan di tempat-tempat komersial seperti restoran, toko, hotel, dan area publik lainnya, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap hak cipta dan royalti. 
 
Velodiva sebelumnya ditunjuk resmi oleh LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional) dan bertujuan untuk menciptakan ekosistem musik yang sehat dan berkelanjutan bagi semua pihak, baik pelaku bisnis maupun insan musik. 
 
Rudi membandingkan besaran royalti yang ditarik kepada kafe dan restoran di negara lain. Di Jepang, USEN Music menetapkan tarif Rp800.000 – Rp1,3 juta per bulan. Lalu Amagai Miki menawarkan paket sederhana Rp 115.000 per lagu per tahun. 
 
Sementara di Eropa dan Amerika, Soundtrack Your Brand berada pada kisaran Rp 472.000 – Rp571.000 per bulan, sementara Mood Media membebankan Rp 815.000 hingga lebih dari Rp 1,3 juta per bulan. 
 
"Biaya ini mencakup lebih dari sekadar memutar musik. Ada proses seleksi dan kurasi lagu, penyesuaian untuk identitas merek, pembaruan katalog secara rutin, sistem distribusi digital yang stabil, dan pelaporan penggunaan untuk memastikan musisi menerima royalti yang layak," paparnya. 
 
Sementara di Indonesia, Rudi menyebut mereka memasang tarif harga mulai Rp 300.000 per titik per bulan sebelum pajak. Angka ini dia sebut terendah di antara semua penyedia global. Perbedaan ini bukan karena kompromi kualitas, melainkan karena strategi penyesuaian model bisnis terhadap realitas ekonomi dan kebutuhan pasar Indonesia.
 
"Kami mengadopsi standar global, tetapi mengoptimalkannya untuk Indonesi. Dengan begitu, kami dapat menawarkan harga yang jauh lebih rendah tanpa
mengorbankan kualitas layanan," ujarnya.
 
LMKN sendiri sudah resmi mengumumkan Velodiva sebagai mitra teknologinya sejak Februari 2025. Kehadiran Velodiva diharapkan bisa memenuhi lubang yang selama ini menganga di antara LMKN dan para pencipta lagu. Pemilik bisnis diharapkan mendaftarkan diri dan berlangganan ke Velodiva untuk memutarkan berbagai macam lagu yang diinginkan.
 
"Ribut-ribut sekarang ini apa? Bayar tapi pemilik lagunya enggak tahu dibaginya seperti apa. Nah, di situlah perannya Velodiva. Pakai Velodiva, apa pun yang diputar secara otomatis akan terlapor ke sistemnya LMKN," tutup Rudi.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan