“Gak mudah memutuskan untuk memajukan waktu pulang kemarin, secara logika itu hal paling tepat, tapi hati terasa berat,” tulis Zaskia dalam caption unggahan Instagram pribadinya @zaskiadyamecca.
Zaskia mengaku perjalanan tersebut bukan hanya fisik, tetapi juga menguras mental dan emosi. Ia menggambarkan bagaimana keputusan yang mereka ambil harus dipertimbangkan matang-matang, karena satu langkah salah bisa berakibat fatal.
“Soal keseriusan atas tujuan, keberanian akan resiko, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, ketenangan mengatur perasaan juga ego serta kehati-hatian ketika melangkah, karna satu step salah maka akan sangat berbeda cerita,” ujarnya.
baca juga: Ikut Aksi Bela Palestina, Zaskia Adya Mecca Dikepung Aparat Mesir |
Zaskia turut mengapresiasi kekompakan rombongan yang terdiri dari sepuluh orang, termasuk Ratna Galih dan Hamidah Rachmayanti. Ia menyebutkan pentingnya memiliki teman seperjalanan yang saling menguatkan saat salah satu merasa putus asa atau emosi memuncak.
Dalam video tersebut, Hamidah Rachmayanti terlihat sedih karena merasa perjuangan mereka belum cukup.
“Ini aku sedih aja kalo kita pulang. Kayak ngerasa nggak ngapa-ngapain deh,” ungkap Hamidah.
Namun Ratna Galih menimpali, “Bukan dia ngapa-ngapain,” mencoba menenangkan.
Keduanya kemudian menjelaskan situasi genting yang mereka hadapi selama berada di Kairo.
“Kita kayak nggak bisa ikut langsung gitu,” kata Hamidah, merujuk pada keterbatasan aksi lapangan yang bisa mereka lakukan.
Ratna pun menambahkan, “Sekarang beberapa orang sudah hilang, nggak ada kabarnya sama sekali. Kalau kita gegabah ya itu resiko terburuknya.”
Situasi mencekam mulai mereka rasakan sejak tiba di Kairo. Menurut Zaskia, rombongannya melihat sejumlah aktivis asing dideportasi langsung dari bandara. Beruntung, mereka berhasil masuk hotel meski diawasi ketat oleh aparat keamanan Mesir.
Ketegangan memuncak saat tiga mobil polisi mendatangi hotel tempat mereka menginap dan membawa empat warga asing. Zaskia dan rombongan WNI harus melakukan negosiasi untuk tetap aman.
Mereka sempat pindah ke hotel bintang lima untuk menghindari pengawasan, namun tetap merasa tidak aman. Untuk menghindari kecurigaan, mereka berpura-pura menjadi turis dan menyewa kapal wisata di Sungai Nil. Momen tersebut, menurut Zaskia, menjadi pengingat atas perjuangan yang tak bisa dilanjutkan.
“Semoga Allah SWT jaga semangat kita yaa, karena perjuangan tidak akan selesai, sampai Palestina bisa merdeka!” tulis Zaskia penuh haru.
Aksi Global March to Gaza sendiri merupakan gerakan solidaritas internasional yang diikuti lebih dari 1.000 orang dari lebih 50 negara. Aksi ini bertujuan menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza dan mendesak dibukanya akses bantuan melalui perbatasan Rafah.
Meski penuh tekanan dan ketidakpastian, keberangkatan Zaskia dan rekan-rekan tetap mendapat apresiasi dari banyak pihak. Mereka disebut berani menghadapi risiko besar demi menyuarakan keadilan dan kemanusiaan.
“Gua pun kayak nggak terima kenyataan kita tuh kayak bener-bener dibungkam ya. Suara kita diambil, kita nggak bisa ngapa-ngapain,” ungkap Ratna Galih dalam video tersebut. Ia menggambarkan kondisi yang seolah bebas, namun jauh dari rasa aman.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id