Puncak dari deretan perundungan tersebut adalah tersebarnya berita tidak benar yang menyebutkan dirinya hamil di usia belasan tahun.
"Bayangin, aku anak umur 15 tahun yang sedang melalui pubertas," ungkapnya. Fitnah tersebut semakin memperparah kondisi psikologisnya yang saat itu masih sangat rentan.
Akibat perundungan tersebut, perempuan berdarah Jerman-Indonesia ini mengaku mengalami krisis identitas yang serius.
"Mereka membuatku membenci diriku sendiri, mereka membuatku mempertanyakan diriku sendiri, bahkan aku tidak memiliki cinta diri untuk diriku sendiri,” ujar pelantun “Oh Baby” itu.
Luka emosional yang berkepanjangan inilah yang kemudian mendasari keputusannya untuk menetap di Amerika Serikat setelah menyelesaikan studi. Kepindahan ini merupakan bentuk perlindungan diri dari lingkungan yang dianggapnya telah menyebabkan luka batin yang mendalam.
"Luka batin yang dalam akibat perundungan itu pula yang menjadi salah satu alasannya ingin tinggal di Amerika Serikat setelah lulus kuliah," pungkasnya
Meski mengalami tekanan yang berat, aktris berusia 32 tahun ini mengaku mampu mengubah pengalaman negatif tersebut menjadi motivasi untuk berkarya lebih giat. Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa proses penyembuhan tidak semudah yang dibayangkan.
"Kemarahan akibat bullying itu motivasi untuk bekerja lebih keras. But I was still in pain (tapi aku masih kesakitan)," pungkasnya.
Pengalaman yang dibagikan Cinta Laura ini menjadi gambaran nyata betapa berbahayanya dampak perundungan dan penyebaran informasi palsu terhadap perkembangan remaja. Kisah ini juga menunjukkan bahwa kesuksesan yang terlihat di permukaan tidak selalu mencerminkan perjalanan hidup yang mudah di masa lalu.
(Maulia Chasanah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id