Setelah viral karena menghujat pedagang es teh bernama Sunhaji, jejak digital Gus Miftah kembali menjadi perbincangan di media sosial. Kali ini, ia mendapat sorotan karena komentar yang dianggap menghujat komedian legendaris, Yati Pesek.
Percakapan Gus Miftah dengan Yati Pesek tersebut terjadi dalam sebuah pementasan wayang kulit. Video itu diunggah ulang oleh akun X @Anak_Ogi, dan berdasarkan pantauan Medcom, unggahan tersebut telah ditonton hingga 7,9 juta kali, menjadi viral di media sosial.
"Kulo niku bersyukur Bude Yati elek. Nek ayu dadi lont* to iki (Aku bersyukur Bude Yati jelek, kalau cantik jadi lont*)," guyon Gus Miftah dalam unggahan video itu.
Perkataan yang dilontarkan oleh Gus Miftah dalam video tersebut langsung viral dan memicu berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang memberikan komentar keras, menganggap ucapan itu sebagai bentuk pelecehan terhadap pelawak senior yang pernah tergabung dalam grup lawak Srimulat itu.
baca juga: Miftah Maulana Kembali Dikecam: Video Lawas Hinaan dan Pelecehan Fisik ke Yati Pesek Viral |
Yati Pesek adalah salah satu seniman senior yang sangat berpengaruh dalam dunia kesenian Indonesia, khususnya di bidang seni tradisional. Selain dikenal sebagai sinden legendaris, ia juga aktif dalam berbagai pementasan seni pertunjukan dan ketoprak yang merentang selama 45 tahun.
Sebagai bentuk pengakuan atas dedikasinya terhadap kebudayaan, Yati Pesek telah menerima gelar kehormatan dari Keraton Yogyakarta, mempertegas posisinya sebagai salah satu tokoh penting dalam melestarikan seni tradisional.
Profil Yati Pesek
Yati Pesek, yang memiliki nama asli Suyati, lahir pada 8 Agustus 1952. Ia merupakan putri dari pasangan Sujito dan Sujilah.
Julukan "Pesek" awalnya diberikan oleh rekan-rekan senimannya sebagai panggilan akrab. Uniknya, Yati kemudian memutuskan untuk menggunakan julukan tersebut sebagai nama panggung, yang kini melekat erat dengan dirinya dan menjadi identitas dalam setiap pementasan seni yang ia lakukan.
Yati Pesek mulai dikenal luas setelah bergabung dengan grup Wayang Orang Jati Mulya, yang menjadi titik awal perjalanan kariernya menuju Yogyakarta. Di kota tersebut, ia sering tampil dalam pertunjukan seni tradisional, termasuk pementasan Ketoprak Mudya Rahayu, yang semakin mengukuhkan namanya di dunia seni budaya Indonesia.
Melansir unggahan akun X @ainurohman, pada Juli 2019, Keraton Surakarta Hadiningrat menganugerahkan Nawala Kekancingan kepada Suyati Sumaryo, atau yang lebih dikenal sebagai Yati Pesek.
Penghargaan itu diberikan sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam seni pertunjukan, khususnya ketoprak, yang telah ia geluti selama 45 tahun.
Suyati, yang dikenal sebagai Yati Pesek, dianugerahi nama kehormatan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Walitodiningrum oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.
Gelar ini merupakan bentuk penghargaan yang sangat penting dan terhormat, terutama bagi seorang seniman asal Jawa seperti Yati Pesek, atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam melestarikan seni budaya tradisional.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News