Kementerian ini merupakan pemekaran dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi yang sebelumnya ada pada era pemerintahan Jokowi. Sebelum aktif di Partai Gerindra, Fadli Zon telah menunjukkan perannya sebagai aktivis dan terlibat dalam berbagai organisasi politik sejak masa kuliah.
Fadli Zon, yang lahir di Jakarta pada 1 Juni 1971, adalah putra pertama dari tiga bersaudara. Ia merupakan anak dari pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim, yang keduanya berasal dari suku Minangkabau, tepatnya dari Payakumbuh, Sumatera Barat.
Latar belakang keluarga dan kebudayaan Minangkabau memberikan pengaruh kuat pada kehidupan dan pandangan Fadli Zon, terutama dalam kiprahnya di dunia politik dan kebudayaan.
Minatnya terhadap dunia politik mulai berkembang ketika ia menjabat sebagai Ketua Biro Pendidikan Senat Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI) pada 1992-1993. Di tahun-tahun berikutnya, ia terus mengasah kemampuan berpolitik dengan menduduki posisi strategis di lingkungan kampus, termasuk menjadi Sekretaris Umum Senat Mahasiswa FSUI dan Ketua Komisi Hubungan Luar Senat Mahasiswa UI.
| baca juga: Rencana Fadli Zon di Kementerian Kebudayaan: Omnibus Law hingga Benahi Masalah Royalti Musik |
Selain aktif dalam organisasi kampus, Fadli juga terlibat dalam kegiatan politik nasional, seperti menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) serta anggota organisasi internasional Asian Conference on Religion and Peace (ACRP).
Di sisi akademik, Fadli Zon tidak hanya menonjol dalam hal kepemimpinan, tetapi juga dalam prestasi. Ia berhasil meraih predikat Mahasiswa Berprestasi I di Universitas Indonesia pada 1994 dan menjadi perwakilan Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate di Malaysia pada tahun yang sama. Setelah menyelesaikan pendidikannya di UI, ia menerima beasiswa dari AFS (American Field Service) untuk belajar di San Antonio, Texas, dan lulus dengan predikat summa cum laude.
Selanjutnya, ia meraih gelar Master of Science (M.Sc) dalam bidang Studi Pembangunan dari London School of Economics and Political Science (LSE) pada 2002. Di tahun 2016, ia memperoleh gelar doktor dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dengan disertasi bertema "Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta 1926-1959."
Fadli Zon mulai terjun ke dunia politik nasional ketika menjadi anggota MPR RI periode 1997-1999 dari golongan pemuda. Ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri Partai Gerindra pada 2008 bersama Prabowo Subianto.
Perjalanan politiknya berlanjut ketika ia terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019, serta menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI pada periode yang sama. Selama menjabat, Fadli Zon juga pernah ditunjuk sebagai Ketua sementara DPR RI pada 2015-2016 dan 2017-2018. Pada 2020, ia juga dipercaya menjadi Wakil Presiden Liga Parlemen Dunia untuk Palestina dan memimpin Southeast Asian Parliamentarians Against Corruption (SEAPAC).
Selain kiprahnya di dunia politik, Fadli Zon juga dikenal sebagai seorang yang memiliki kekayaan finansial cukup besar. Berdasarkan laporan LHKPN yang disampaikan pada 10 September 2024, total kekayaan Fadli Zon mencapai Rp 34,9 miliar.
Kekayaan ini terdiri dari 62 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, dan Balikpapan, dengan total nilai Rp 17,74 miliar. Selain itu, ia juga memiliki sejumlah kendaraan, aset bergerak lainnya, serta kas dan setara kas dengan total senilai Rp 34,9 miliar.
Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman politik yang panjang, Fadli Zon diharapkan mampu memberikan kontribusi besar bagi perkembangan kebudayaan Indonesia di bawah pemerintahan baru ini. (Siti Khumaira Susetyo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
