Foto: Kanker serviks/sehatcenter
Foto: Kanker serviks/sehatcenter

Cegah Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Sederhana

Nona Evita • 24 September 2014 11:56
medcom.id, Jakarta: Kanker leher rahim, disebut juga kanker serviks, masih menduduki urutan pertama sebagai penyakit mematikan bagi wanita di Indonesia. Padahal, kanker serviks bisa dicegah dengan deteksi dini.
 
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan pemeriksaan sederhana yakni pap smear dan pemberian vaksinasi. Di Indonesia hanya 5% yang melakukan pencegahan kanker serviks, sehingga 76,6% pasien ketika terdeteksi sudah memasuki stadium lanjut (III B ke atas).
 
Kanker serviks adalah kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik yang menyerang leher rahim. Kanker serviks terjadi akibat adanya perubahan-perubahan mutasi yang membentuk jaringan baru yang tidak terkontrol oleh badan manusia.

Perubahan mutasi ini karena infeksi akibat hubungan badan dimana alat kelamin pria selalu menyentuh leher rahim wanita. Leher rahim inilah yang menjadi tempat awal infeksi terjadi.
 
Gejala kanker serviks terbagi menjadi dua. Yakni gejala prakanker serviks dan gejala kanker serviks. Saat prakanker gejala yang umum adalah keputihan abnormal. Sedangkan gejala kanker adalah pendarahan sesudah berhubungan badan. Bahkan apabila kanker sudah parah, pendarahan bisa terjadi tanpa ada kontak hubungan kelamin dan sulit buang air kecil, buang air besar, dan nyeri di pinggang.
 
Berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda dan berganti-ganti partner seks juga akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV. Selain itu, memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang) dikhawatirkan dapat terkena kanker serviks sehingga disarankan untuk melakukan pap smear.
 
Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSPAD Gatot Subroto, Dr Toto Imam mengatakan cara mencegah kanker serviks paling tepat adalah dengan deteksi dini berupa pap smear. Pap smear adalah mengambil cairan dari mulut rahim dengan spekulum kemudian memeriksa cairan tersebut di laboratorium.
 
"Perempuan yang telah melakukan hubungan badan, sejak itu dia harus pap smear. Dilakukan tiap setahun sekali. Durasinya mulai sejak dia melakukan hubungan badan sampai usia 65 tahun. Kalau ada pemeriksaan rutin akan menambah durasinya misalnya setahun sekali 3 kali normal, jadi 2 tahun sekali normal," ujar Toto Imam kepada Metro TV, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (24/9/2014).
 
Pap smear bisa dilakukan di klinik, rumah sakit, atau laboratorium yang menyediakan pemeriksaan ini. Selain itu juga bisa melakukan pap smear di Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dengan biaya Rp30.000 hingga Rp50.000.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TTD)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan