sumber:  Hatiuntukammar.com
sumber: Hatiuntukammar.com

Kenali Atresia Bilier, Penyakit yang Diidap 1 dari 10 Ribu Bayi

18 September 2014 15:19
medcom.id, Jakarta: Atresia bilier, nama penyakit itu memang masih terdengar asing di telinga. Namun, perlahan-lahan, dengan terkuaknya kisah bayi Bilqis dan Ammar, muncul bayi-bayi lain di Indonesia yang mengalami kondisi serupa.
 
Selama menjalani kampanye Hati untuk Ammar sejak akhir Agustus lalu guna membantu biaya operasi transplantasi Ammar yang mencapai Rp 1 miliar, tim relawan malah menerima informasi dari daerah lain ada juga bayi yang menderita penyakit serupa. Namun karena besarnya biaya yang harus ditanggung, sebagian memilih pengobatan alternatif atau berpasrah diri.
 
Hingga kini, memang belum diketahui data akurat jumlah penderita atresia bilier di Indonesia. Namun, dengan bermunculannya orang-orang yang juga mengalami hal serupa dalam kurun waktu berdekatan dan sulitnya penyembuhan karena biaya yang sangat mahal, ada baiknya kita lebih mengenal penyakit ini.

Atresia bilier adalah kondisi bawaan (kongenital) dengan terjadinya penyumbatan pada tuba (saluran) yang membawa cairan empedu dari hati ke kandung empedu. Atresia bilier terjadi ketika saluran empedu di dalam atau di luar hati tidak berkembang secara normal.
 
Saluran empedu membantu mengeluarkan limbah dari hati dan membawa garam yang membantu usus kecil memecah/mencerna lemak. Pada bayi dengan atresia bilier, empedu yang mengalir dari hati ke kandung empedu terhambat. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang mematikan jika tidak diobati.
 
Bayi dengan kondisi tersebut mungkin tampak normal saat lahir. Namun, ikterus (penyakit kuning) berkembang pada minggu kedua atau ketiga kehidupan. Tanda pertama atresia bilier adalah penyakit kuning yang menyebabkan warna kuning pada kulit dan putih mata. Kemudian, berat badan bayi menurun dan bayi menjadi rewel akibat memburuknya penyakit kuning.
 
Atresia bilier adalah penyakit serius, tapi jarang memengaruhi bayi baru lahir. Ini terjadi pada 1 dari 10.000 anak dan lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Penyebab atresia bilier tidak diketahui. Atresia bilier adalah alasan paling umum untuk pencangkokan hati pada anak-anak di Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat.
 
Atresia bilier juga bukan penyakit keturunan. Kondisi ini sangat mungkin disebabkan sebuah peristiwa yang terjadi selama hidup janin atau sekitar saat kelahiran. Diagnosis atresia bilier membutuhkan tes darah dan x-ray, dan kadang-kadang biopsi hati. Namun bila baru dugaan, bayi yang baru lahir biasanya dirujuk ke dokter spesialis.
 
Untuk pengobatannya, transplantasi hati adalah pengobatan terefektif demi tingkat kelangsungan hidup setelah operasi. Dalam beberapa tahun terakhir, setelah menjalani transplantasi, anak-anak dengan atresia bilier bisa bertahan hidup hingga dewasa, bahkan ada yang memiliki anak-anak. Karena atresia bilier bukan penyakit warisan, anak-anak yang selamat juga tidak memiliki peningkatan risiko memiliki sendiri.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(PRI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan