Angelina Jolie dikenal aktif mengampanyekan hak asasi manusia. Mei tahun lalu, aktris Hollywood berusia 39 tahun itu mengumumkan telah menjalani operasi pengangkatan payudara lantaran dinyatakan positif memiliki gen kanker BRCA1 yang diwariskan ibunya, Marcheline Bertrand.
"Saya putuskan proaktif dan mengurangi risiko (kanker) semampunya," ujar Jolie beberapa waktu lalu. Ia berharap operasi yang telah dijalaninya dapat menginspirasi perempuan lain melawan penyakit yang mengancam jiwa itu.
Para peneliti mempelajari data 21 klinik dan pusat genetik regional di Inggris. Mereka menemukan ada 4.847 arahan untuk melakukan tes kanker payudara pada Juni hingga Juli tahun lalu dibandingkan data 1987 pada 2012.
Penelitian yang disebut "Angelina effect" itu diterbitkan dalam jurnal Breast Cancer Research dilengkapi foto glamor Angelina Jolie didampingi suaminya Brad Pitt untuk mengurangi ketakutan perempuan tentang operasi.
"Angelina Jolie.. mungkin memiliki dampak yang lebih besar dibanding pemberitaan selebriti lainnya. Mungkin karena citranya sebagai wanita glamor dan kuat," kata Peneliti dari Badan Amal Pencegahan Kanker Payudara, Gareth Evans.
"Ini mungkin mengurangi kekhawatiran pasien tentang kehilangan identitas seksualnya pascaoperasi pencegahan kanker payudara. Mendorong orang-orang yang sebelumnya tidak mau mengambil tindakan medis untuk mempertimbangkan pengujian genetik," ujar Evans.
Kanker payudara adalah kanker yang paling umum terjadi pada wanita di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada lebih dari 521.000 wanita meninggal akibat kanker payudara pada 2012. (Foxnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id