“Cita-cita saya jadi juara maraton,“ kata Goen, sapaan akrabnya, dalam wawancara dengan Parvati.com, seperti dimuat di laman Goenawanmohamad.com.
Dia menjawab pertanyaan tentang tidak masuknya sejumlah nama yang dianggap layak masuk buku yang digagas pendiri Lembaga Survei Indonesia Denny JA itu.
Ketika ditanya lagi, apakah serius cita-citanya itu? “Ya, anggap saja serius meskipun itu cita-cita yang pasti gagal,“ ujarnya.
Meski jawabannya terkesan asal njeplak, GM mengelaborasi alasannya memilih maraton. “Lari maraton itu membutuhkan persiapan yang tidak main-main. Latihan lari sampai lebih 100 km tiap pekan. Siap sakit kaki. Disiplin. Fokus. Terusmenerus,“ tuturnya.
Berbeda dengan dunia sastra, kata GM. “Dalam sastra Indonesia, lebih gampang. Sekarang ini orang bisa jadi sastrawan karena didukung temanteman sendiri, atau karena gencar berpromosi, atau ikut pertemuan sastrawan, atau berpolemik.Polemik itu termasuk teknik pemasaran juga.“
Pendiri dan mantan Pemimpin Redaksi Majalah Berita Tempo kelahiran Karangasem Batang, Pekalongan, Jawa Tengah, 29 Juli 1941, itu dikenal sebagai jurnalis dan sastrawan yang cukup diperhitungkan.
Nama GM tak bisa dilepaskan dari Catatan Pinggir atau disingkat Caping, sebuah esai pendek yang terbit saban minggu di majalah Tempo. Kini Caping sudah terbit dalam jilid ke-9, di antaranya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Jennifer Lindsay (Sidelines, 1994 dan Conversations with Difference, 2002).
Caping pertama kali ditulis di majalah Tempo pada 5 Maret 1977. Awalnya itu bernama rubrik `Fokus Kita'. Kumpulan esai GM berturut turut ialah Potret Seorang Peyair Muda sebagai Malin Kundang (1972), Seks, Sastra, Kita (1980), Kesusastraan dan Kekuasaan (1993), Setelah Revolusi tak Ada Lagi (2001), Kata, Waktu (2001), Eksotopi (2002). “Saya suka mengomentari apa yang saya baca.
Sebenarnya saya ambil Caping dari situ,“ kata GM pada acara Menulis Opini Bersama Goenawan Mohamad di Universitas Paramadina, Jakarta, (30/3/2010). Itulah momen pertama kalinya GM tampil di depan publik berbagi rahasia penulisan Caping. Apa jurus menulis Caping? “Penulis harus paham apa yang ditulisnya. Jangan mengkhotbahi pembaca dan percaya akan ada orang yang tertarik dengan tulisan kita,“ ujarnya. (Ade Alawi/M-2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News