Sejarah masih relevan dan penting untuk diangkat karena dalam sejarah banyak kejadian dan peristiwa yang menjadi luka dan trauma yang perlu untuk dibicarakan kembali.
Karya seni bisa menjadi sebuah platform yang baik untuk kembali membicarakan tentang peristiwa sejarah. Tidak hanya sekadar membicarakan, tapi juga sebagai pengingat.
"Sejarah penting untuk dibicarakan juga karena di masa lalu sejarah kita, ada banyak luka dan trauma yang masih belum selesai. Topik sejarah ini diangkat karena kita hari ini terbentuk dari sejarah," ujar kurator lokal Anwar 'Jimpe’ Rachman, saat ditemui di Gudang Sarinah, Jakarta Selatan, Sabtu (14/11/2015).
Memperbicangkan sejarah adalah salah satu cara untuk menghargai dan menanggapi apa yang terjadi di masa lalu.
"Sejarah perlu kita perjuangkan, karena kita perlu menatap ke depan tanpa melihat ini sebagai sebuah utopia," ucap Jimpe.
Meski sejarah adalah hal yang terjadi di masa lalu, sejarah masih bisa dilihat dari hal kekinian.
"Sejarah kalau kita lihat dari sudut pandang kekinian, bisa untuk kita bicarakan berulang-ulang lagi supaya orang tetap ingat. Selain itu, orang juga bisa belajar dari sejarah," kata Jimpe.
Melalui media seni, sejarah dapat dituturkan kembali dengan cara yang mampu menggugah kesadaran masyarakat.
"Seni juga adalah media untuk menyampaikan suatu hal. Nah, ini juga bisa untuk menjadi pengingat kita semua dan siapa pun itu tentang sebuah kejadian yang pernah terjadi," pungkasnya.
Jakarta Biennale 2015 mengangkat tema Maju Kena, Mundur Kena: Bertindak Sekarang!
Pameran ke-16 ini berlangsung pada 15 November 2015 hingga 17 Januari 2016, di Gudang Sarinah, Jalan Pancoran Timur II No. 4, Jakarta Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
