Pementasan Sahita (Foto: Metrotvnews.com/Putu)
Pementasan Sahita (Foto: Metrotvnews.com/Putu)

Dendang Menyambut Gerhana

Putu Radar Bahurekso • 09 Maret 2016 01:04
medcom.id, Jakarta: Menyambut gerhana matahari total, kelompok teater tari Sahita menampilkan sebuah pertunjukan teater tarian dengan judul Uran-Uran Mapag Grahanan atau dalam bahasa Indonesia berarti Dendang Ria Sambut Gerhana.
 
Pertunjukan ini ditampilkan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Palmerah, Jakarta, Selasa (8/3/2016) malam
 
Sebelum pementasan teater dimulai, pertunjukan dibuka dengan penampilan karawitan yang menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jawa selama 15 menit.

Tak berapa lama, penampilan teater dimulai dengan masuknya empat nenek-nenek sambil membawa tatakan yang terbuat dari anyaman rotan berisi berbagai jajanan pasar untuk dijadikan sesajen. Sambil masuk, mereka bergoyang-goyang dan bernyanyi dalam bahasa Jawa.
 
Mereka kemudian bercakap-cakap. Terkadang dalam campuran bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
 
Penampilan mereka sebenarnya hanya berisi percakapan empat orang nenek-nenek yang kadang bernyanyi sambil menari. Tanpa terlihat ada tokoh yang mendominasi, penampilan kelompok Sahita sangat membumi.
 
Percakapan mereka sederhana seperti layaknya empat orang nenek-nenek desa yang sedang berkumpul.
 
Topik percakapan utama mereka seputar gerhana matahari total. Mulai dari membicarakan mitos tentang gerhana hingga sudut pandang pengetahuan tentang gerhana. Seperti mereka membawa sesajen untuk menyambut gerhana. Kemudian adanya pentungan yang dipukul saat panggung tiba-tiba gelap yang melambangkan munculnya gerhana matahari total.
 
Meskipun berbicara tentang gerhana matahari total, mereka juga melakukan percakapan lain yang sagat normal seperti saling ejek, dan terkadang obrolan yang sedikit jorok.
 
Dendang Menyambut Gerhana
 
Penampilan mereka juga didukung oleh tiga orang pria berpenampilan Jawa yang sedang menumbuk, memukul Lisung untuk mengeluarkan irama.
 
Penampilan Sahita ditutup dengan rangkaian banyak lagu Jawa dan lagu daerah Indonesia lainnya seperti Angin Mamiri, dan Ampar-Ampar Pisang. Pada saat-saat akhir, mereka bernyanyi dengan diiringi oleh kelompok karawitan.
 
Sahita dalam pertunjukannya menyampaikan pesan tentang bagaimana gerhana matahari total bukanlah sebuah narasi yang berhubungan dengan berbagai mitos. Hal tersebut disampaikan dengan sangat natural dan membumi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan