Hasilnya, pertunjukan yang mengambil cerita Ramayana yang dikemas dalam seni pertunjukan wayang wong betawi ini, mampu memukai penonton yang hadir malam itu.
"Penonton dapat terinspirasi oleh filosofi yang terkandung dalam cerita Rama jadi Raja ini. Dan tentunya dengan dengan digelarnya seni pertunjukan ini, masyarakat menjadi menyukai Seni Budaya Betawi," ujar Arie Budhiman, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, saat konferensi pers pergelaran Ramayana Betawi 'Rama Jadi Raja'.
"Secara keseluruhan, para pemeran dalam pergelaran ini memakai topeng sesuai dengan karakter yang dibawakan. Yang menarik, musik pengiringnya adalah musik Ajeng, yang kini keberadaannya sudah hampir punah," sambungnya.
Turut hadir praktisi budaya, mulai dari pemerhati hingga komunitas dan sanggar budaya, pelajar sampai dengan para duta besar negara tetangga dari Yunani, Georgia, Jordania, dan negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News