Yovie Widianto mengatakan bahwa teknologi yang maju dan berkembang itu bisa memberikan dampak yang baik bagi para musisi. Salah satunya adalah penambahan skala kreativitas.
"Pada dasarnya semua teknologi itu sangat bagus dan memudahkan. Kalau menjadi tools itu sangat menambah kreativitas kita," kata Yovie Widianto, saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat, 3 Mei 2024.
Meski begitu, ada sedikit kekhawatiran terkait dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang memang menjadi tantangan bagi banyak sektor industri kreatif dan teknologi. Namun, Yovie Widianto yakin bahwa AI tidak akan bisa menggantikan atau meniru perasaan musisi yang disalurkan melalui lagu.
"Saya percaya bahwa sampai ada AI yang secanggih apa pun, tidak akan mampu menggantikan kekuatan hati yang ada di kalian semua," ujar Yovie.
Ia sempat berpikir bahwa akan menakutkan kalau AI memiliki perasaan. Namun Yovie mengingat bahwa perasaan yang dimiliki AI itu hanya berasal dari basis data saja.
baca juga: Yovie Widianto Membahas Identitas Musik Pop Indonesia Saat Ini |
'Yang paling takut adalah kalau AI sudah memiliki perasaan, kita mulai khawatir, tetapi itu kan perasaan yang dibuat berdasarkan data base," ungkap Yovie.
Ia menilai bahwa teknologi AI itu berbeda dengan manusia yang memiliki waktu istirahat. Hal itu yang membuat manusia bisa saja tersusul oleh AI.
"Kita kan ada waktu tidur istirahat, AI walau umurnya baru 5 tahun, 6 tahun, tapi belajar terus nggak berhenti-henti, kita kesusul," jelas Yovie.
Namun dari segala kekhawatiran dan keraguan yang dirasakannya, Yovie Widianto yakin bahwa setiap musisi memiliki keunikannya masing-masing. Hal tersebut yang bisa diasah agar AI bisa terkecoh nantinya.
"Saya yakin, asah keunikan kalian, asah ciri khas kalian, buat bingung AI dengan karya yang tak terduga," pungkas Yovie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News