Band tribut berbeda dengan band cover. Band cover hanya membawakan lagu milik orang lain tanpa dituntut untuk sama persis dengan band yang asli, bahkan mereka boleh memasukkan karakternya sendiri di lagu yang di daur ulang.
Sementara band tribut, mereka akan menjiplak habis band idolanya. Mulai dari musik, vokal, aksi panggung, sampai pakaian dan aksesori, semua meniru band yang asli. Semakin mirip dengan sang idola semakin tinggi pula apresiasi yang mereka peroleh dari para penggemar.
Bicara soal band tribut, di Indonesia saat ini ada beberapa band tribut yang cukup terkenal. Seperti G-Pluck, yang sukses didaulat menjadi copy the Beatles di Indonesia.
Personel G-Pluck terkenal dengan atribut pakaian dan aksesori yang sama persis dengan yang dipakai legenda pop dunia tersebut. Bahkan, salah satu personelnya rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta demi memiliki bass Hofner yang dulu pernah dipakai Paul McCartney.
.jpg)
Foto: Arrowguns / Facebook
Kemudian ada lagi band tribut yang namanya Arrowguns. Bisa ditebak dari namanya, Arrowguns adalah band tribut Guns N' Roses. Selain musikalitas yang mirip, satu hal yang paling menonjol dari Arrowguns adalah kualitas vokalnya yang amat persis dengan frontman GNR, Axl Rose.
Sanjoyo, 33, sang vokalis yang lebih dikenal dengan nama McAxl, memang tidak mirip dengan Axl Rose. Tapi bila ia sudah memegang mikrofon di atas panggung dan mulai bernyanyi, dijamin Anda akan terkesima karena suara McAxl nyaris sama dengan suara Axl.
Menurut penuturan McAxl sendiri saat ditemui Metrotvnes.com di Rolling Stone Cafe Jakarta beberapa waktu lalu, ia terbilang telat menggilai GNR. Tahun 1998, tepatnya saat McAxl masih kelas 3 SMP, barulah ia mengenal musik GNR dari teman-temannya.
"Teknik menirukan suara itu gampang karena aku memang dari kecil sudah nyanyi. Untuk bisa mirip dengan suara Axl itu memang timbul dengan sendirinya, aku pengin mirip suara siapa, aku bisa. Tapi suaraku yang asli tidak seperti itu. Karena aku suka lagu-lagunya (GNR), suka historikal band-nya, ya jadi kayak gitu (bisa mirip), senang saja," jelas Axl perihal kemiripan suaranya dengan Axl Rose.
McAxl mengaku tak pernah mempelajari teknik vokal secara formal, selain dulu pernah kursus piano waktu kecil untuk mempelajari dasar-dasar musik.
Sebetulnya, cikal bakal Arrowguns berawal dari grup Mr. Brownstone, cuma McAxl belum bergabung sebagai vokalis waktu itu. "Begitu mereka pecah, mereka dapatin aku. Ternyata lebih keren dari vokalis lamanya," sesumbar McAxl.
Bersama Arrowguns yang terbentuk tahun 2006, McAxl mulai mengukuhkan namanya sebagai 'tiruan' Axl Rose di klub-klub musik di Jakarta, sebelum akhirnya terkenal dan beroleh kesempatan tampil di panggung yang lebih besar.
Awalnya mereka membawakan lagu-lagu GNR untuk kesenangan saja, bahkan pertama kali manggung pernah tak mendapat bayaran sepeser pun.
"(Arrowguns) pertama kali manggung di kafe di Blok M, tempat bule pada nongkrong. Kita cuma dikasih nasi kotak sama Jack Daniels sebotol. Pas kita main, bule-bule itu pada senang. Mereka terus ngasih Jack D. sampai kita enggak bisa pulang," kenang McAxl sambil tertawa.
Kini Arrowguns telah memetik hasil dari kegigihan mereka untuk tetap konsisten sebagai band tribut GNR. Mungkin tak sebesar band-band populer yang membawakan lagu-lagunya sendiri, tapi honor yang mereka peroleh setiap manggung cukup lumayan. Sekali tampil Arrowguns mendapat bayaran Rp10 juta untuk dalam kota, dan dalam sebulan, rata-rata mereka bisa tampil dua kali.
Bila di Indonesia ada Arrowguns, di luar negeri ada Guns 2 Roses. Band asal Inggris ini telah dinobatkan sebagai band tribut GNR official.
"Aku sempat ngobrol sama vokalisnya Guns 2 Roses. Tukar-tukaran pengetahuan. Beberapa merchandise yang mereka pakai itu memang dari official GNR. Kayak jaket rebel Axl, itu mereka dapat dari orang dalam GNR. Kemudian dari memorabilia, kan banyak yang dilelang," kata McAxl.
Tak main-main, Guns 2 Roses telah ditahbiskan sebagai band tribut resmi oleh GNR dalam bentuk sertifikat yang ditandatangani oleh personel GNR seperti Slash dan Duff McKagan. Bahkan Axl Rose pun telah 'merestui' mereka sebagai band tribut GNR official dunia.
Seperti nama band-nya, Arrowguns (arogan), McAxl punya kepercayaan diri yang tinggi. Ia juga tak mau kalah saing dengan band tribut kompetitor dari manca negara itu, "Sebetulnya secara performance mereka enggak mirip-mirip banget sih. Kalau di Indonesia yang paling mirip Axl ya aku. Kamu mau ngubek nyari sampai mana juga enggak akan ketemu."
.jpg)
Foto: McAxl / Facebook
McAxl pun ingin band tribut-nya suatu saat mendapat pengakuan resmi dari Guns N' Roses. Sewaktu GNR datang untuk konser di Jakarta 2012 lalu, Arrowguns tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Mereka sempat berbincang dengan sang fotografer Katarina Benzova. Dan juga personel yang lain seperti DJ Ashba, Bumblefoot, dan Dizzy Reed.
"Kita bilang sama mereka kalau kita punya band tribut di sini. Enggak cuma lagu-lagu GNR lama, lagu baru pun kita bawakan. Kita cuma suka musik mereka, soal perpecahan di tubuh GNR, itu urusan pribadi mereka. GNR bukan cuma Axl Rose, GNR itu the whole band. Kita mulai suka personelnya dari musiknya dulu kan?" jelas McAxl.
McAxl menceritakan bahwa ada banyak band yang membawakan lagu-lagu GNR di Indonesia. Menurutnya, penampilan mereka juga bagus, tight (detail) dan rapi, namun mereka adalah band cover, bukan tribut.
"Arrowguns menampilkan sisi teater, kita main peran (saat manggung) sebagai Guns N' Roses. Itu yang membuat band kita menarik. Aku mau memanjakan penonton lewat mata dan telinga," lanjutnya.
Dengan mulus, McAxl dapat mengikuti vokal Axl di hampir semua lagu-lagu GNR. Menurutnya, tak ada lagu GNR yang sukar untuk dinyanyikan. Hanya ada beberapa lagu yang jarang ia bawakan karena terlalu panjang hingga ia kadang lupa liriknya, seperti lagu "Pretty Tied Up".
Hampir sepuluh tahun berdiri, tentunya sudah ratusan panggung yang pernah dijajal Arrowguns. Mereka juga sudah mengenyam suka dukanya. "Yang paling mengesankan waktu manggung di Magelang tahun 2007. Yang nonton banyak banget, di stadion untuk acara Tahun Baru. Kita bawain cuma 5 lagu tapi yang nonton lebih dari 5.000 orang," kenang McAxl.
"Paling enggak enak waktu di PRJ, karena duitnya lama turunnya," imbuh McAxl sambil tertawa.
McAxl memang belum punya memorabilia asli milik Axl Rose. Untuk mengakalinya, ia pun sering menitip kerabat atau teman yang pergi ke luar negeri untuk membelikan kaus-kaus yang pernah di pakai Axl Rose saat konser.
"Kayak kaus Axl yang gambar Yesus, yang jual cuma ada di Jerman. Aku nitip sama orang tua atau teman yang pergi ke sana. Kemudian yang gambar Charles Manson, itu beli di ebay. Kalau jaket aku buat semua," jelas McAxl.
Di luar Arrowguns, masing-masing personel punya aktivitas musik sendiri-sendiri. Dan mereka telah sepakat bahwa Arrowguns hanya fokus membawakan lagu-lagu GNR saja.
McAxl sendiri cukup sibuk dengan pekerjaannya sebagai penyanyi di beberapa band yang sering membawakan lagu-lagu classic rock di klub-klub musik di Jakarta. Jadi jangan kaget bila suatu saat Anda berkunjung ke suatu cafe dan melihat McAxl menyanyikan lagu-lagu Aerosmith, Van Halen atau Def Lepard.
Guns N' Roses masih berdiri. Satu persatu personelnya pergi meninggalkan Axl Rose seorang diri, hanya Dizzy Reed (keyboardist) yang masih bertahan menemani Axl sejak formasi album "Use Your Illusion". Namun Axl masih tetap bertekad membawa panji kebesaran Guns N' Roses.
Setelah 14 tahun lebih, GNR akhirnya merilis "Chinese Democracy" pada 22 November 2008, menjadikannya sebagai album yang paling lama masa pembuatannya dan paling mahal biaya produksinya dalam sejarah musik rock, karena Geffen Record harus mengeluarkan biaya hingga USD13 juta. Mungkin tak sebanding dengan penjualan albumnya yang hampir menyentuh angka 5 juta copy.
Axl Rose memang sudah 'turun gunung', setelah sekian tahun menghilang di akhir 90-an. Bersama New GNR dan berbekal album baru, ia kembali melakukan konser di berbagai negara. Namun sayang, banyak pengamat mengatakan bahwa kualitas vokal Axl kini sudah menurun, tak segarang dulu lagi.
Sebagai seorang vokalis, McAxl tentunya tahu apa yang terjadi dengan vokal sang idola. Ternyata, penjelasan yang diutarakan McAxl cukup mengejutkan, "Karena teknik vokalnya salah dari awal. Dia (Axl Rose) bernyanyi dengan falsetto untuk mencapai nada-nada tinggi, padahal suara asli Axl baritone. Dia memaksakan suaranya, apalagi dilakukan selama bertahun-tahun, pita suaranya tipis sekarang. Ditambah lagi faktor usia."
"Namun di atas panggung orang tidak peduli lagi kalau suaranya kini sudah turun. Karena dia adalah Axl Rose. Kalau setiap hari harus nyanyi GNR kayak Axl terus, suaraku juga bisa rusak," tutup McAxl.
Penasaran ingin menonton aksi panggung dan menikmati vokal 'Axl Rose' Indonesia? Arrowguns akan tampil di @america, Pacific Place Jakarta, pada 8 Mei mulai pukul 19:00 WIB, atas undangan dari US Embassy Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id