Ketenangan Yoyo menjaga lagu begitu memesona. Ahmad Dhani bahkan terang-terangan mendambakan Yoyo bermain bersama grup bentukannya, Dewa.
Ketenangan Yoyo menjaga lagu begitu memesona. Ahmad Dhani bahkan terang-terangan mendambakan Yoyo bermain bersama grup bentukannya, Dewa.

Yoyo, Cerita soal Padi, Musikimia dan Pinangan Dewa

Agustinus Shindu Alpito • 10 November 2015 09:44
medcom.id, Jakarta: Sosok pria berkepala plontos di balik set drum Padi punya daya tarik tersendiri. Surendro Prasetyo, biasa dipanggil Yoyo, memang sosok yang irit bicara. Pria 39 tahun asal Surabaya itu seolah jadi lingkar misteri tersendiri yang sulit ditebak jalan pikirnya.
 
Yoyo sempat dua kali jadi sorotan publik, perihal pernikahannya yang kandas dengan penyanyi Rossa, dan keterlibatannya dengan hukum atas kasus narkoba pada 2011.
 
Lepas dari kasus-kasus yang menjeratnya, Yoyo adalah idola. Gebukan drumnya yang selalu tepat guna membuat lagu-lagu Padi abadi. Ketenangan Yoyo menjaga lagu begitu memesona. Ahmad Dhani bahkan terang-terangan mendambakan Yoyo bermain bersama grup bentukannya, Dewa.

Pekan pertama November 2015, Metrotvnews.com berhasil menemui Yoyo. Mencoba menelusuri sisi misterius dari salah satu drummer yang paling dikagumi di Indonesia itu.
 
Dengan penuh ketenangan, Yoyo menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Sesekali dia tertawa akan kenangan perjalanannya di dunia musik. Pria yang tadinya irit bicara itu mulai membuka kisah, soal apa yang terjadi dalam kehidupannya.
 
Hingga detik ini, status Padi masih vakum, ada kerinduan membawakan lagu padi?
 
Kangen pasti, tapi itu ada waktunya. Tapi sekarang yang sedang kami coba besarkan Musikimia. Karena perjalanan Musikimia enggak sebentar, menunggu album ini keluar sampai tiga tahun. Pertama kali kami bikin tujuannya memang album, tapi kami keluarin mini album (Indonesia Adalah…, 2013), karena lima lagu pertama nuansanya Indonesia.
 
Banyak pendengar yang menganggap lagu Apakah Harus Seperti Ini adalah curahan hati anak-anak Padi kecuali Piyu, soal apa yang terjadi di Padi. Bagaimana cerita sesungguhnya soal lagu itu?
 
Aku kembalikan ke pendengar, setiap orang punya interpretasi sendiri-sendiri. Kalau saya nulisnya pada waktu itu ada kendala komunikasi. Bukan cuma antara saya dengan teman-teman, tapi dengan keluarga, akhirnya terjadilah, 'Apakah Harus Seperti Ini?'
 
Bagaimana proses kreatif lagu Apakah Harus Seperti Ini?
 
Waktu aku tulis lirik, Fadly datang dan coba cari kord. Lalu lirik ditambah-tambahin.
 
Apa reaksi dari Piyu soal lagu tersebut?
 
Mereka bilang bagus. Dulu sebenarnya saya bikin lagu itu untuk Padi. Kebanyakan di sini (Musikimia) tadinya lagu stok Padi, tapi kemudian vakum. Tapi Musikimia ini wadah untuk apa yang saya bikin.
 
Bagaimana proses kreatif seorang Yoyo?
 
Lagu itu pastinya soal notasi, aku sedikit-sedikit tahu kibor, gitar. Kalau nadanya agak susah, aku 'na-na-na-na,' anak-anak yang cari nadanya. Kalau sudah jadi bentuknya, aku coba bikin demo bagannya.
 
Setelah Padi aktif, bagaimana nasib Musikimia?
 
Enggak ada masalah, selama kami komitmen satu sama lain, tidak ada masalah. Kalau di sini ada Andra, Ari Lasso dengan Dewa, tidak ada masalah. bukan sesuatu yang perlu diperdebatkan.
 
Masih mendengarkan lagu-lagu Padi?
 
Paling sering kalau datang ke rumah makan dan ada yang ngamen, Mereka pasti lagu sambutannya kepada saya, Padi. Seru. Kadang-kadang kalau ada yang main drum dan cajon, aku gantiin karena enggak benar nadanya, he-he-he.
 
Kapan masa tersulit dalam karier Yoyo sebagai musisi?
 
Masa tersulit apabila karya kita enggak ada penyaluran. Sempat stres, aku punya lagu banyak tapi enggak tahu harus dibagaimanakan. Itulah teman-teman punya rasa yang sama dan kami bikin ini (Musikimia), untuk bisa menyalurkan apa yang sudah kami bikin.
 
Menurut Yoyo, apa nilai utama dan “roh” Padi?
 
Rohnya itu berlima, kalau hilang salah satu hilang semuanya. Kalau kami ngomong sebuah grup, itu ada lima kepala dan satu sama lain saling mengisi dan melengkapi. Kalau dibilang roh atau warna ya ada di lima kepala. Kalau dibalikin, apa warna Musikimia? ya kami berempat.
 
Sempat berkumpul bersama lagi dengan semua personel Padi?
 
Kami sempat main di Bogor beberapa waktu lalu di acara Sobat. Setiap tahun Sobat Padi bikin Jambore. Kami selalu datang.
 
Ada perasaan canggung setelah lama tidak bermain?
 
Enggak, sudah cair. Kami sudah sama-sama dewasa bisa menghargai kesibukan masing-masing. Piyu sama Ari juga dukung semangat ke kita.
 
Tahun ini, Ari dan Piyu mengalami prahara di kehidupannya masing-masing. Bagaimana Yoyo memandang persoalan ini?
 
Dalam kehidupan tidak lepas dari pasang-surut. Yang jelas kalau teman dekat sudah seperti keluarga, pastinya prihatin. Kalau masalah mendasar kita tidak bisa ikut campur, kami saling menguatkan.
 
Soal berita piala penghargaan Padi yang dicuri dari rumah Piyu dan kemudian dipotong-potong oleh pencuri, bagaimana Yoyo menyikapinya?
 
Mas Piyu sempat minta maaf, ngomong langsung. Namanya musibah, enggak ada yang bisa disalahkan.
 
Seperti apa sosok Piyu di mata Yoyo?
 
Pejuang. Kalau menginginkan sesuatu, perjuangannya keras. Itu sisi positifnya. Dari permainan, dia banyak menemukan notasi yang enggak lazim tapi nempel di kuping. Itu salah satu keistimewaan dia.
 
Apa kenangan bersama Padi yang paling berkesan bagi Yoyo?
 
Dulu kami bagi tugas, Piyu ke Jakarta nawar-nawarin demo. Salah satunya ke Sony Music. Kami berempat di Surabaya karena masih kuliah. Terus kami latihan sendiri, banyak main di pentas seni, di kampus. Kami main berempat, Piyu di Jakarta. Akhirnya demo diterima di Sony Music.
 
Lalu bikin demo lagu Sobat itu, posisinya Piyu di Jakarta, dia kirim kaset cuma akustikan. Terus kami berempat di Surabaya bikin aransemen lagu Sobat, terus waktu Piyu datang baru bikin demonya. “Lho kok jadi enak lagunya,” dia kaget.
 
Apa lagu yang sering didengarkan Yoyo ketika merasa terpuruk?
 
Ada, karena saya hidup di era 80-an, kalau saya lagi suntuk dan butuh mood booster, dengerin lagu 80-an, 70-an, dengerin Led Zeppelin, Pearl Jam, Red Hot Chili Peppers, White Snake.
 
Sempat ada rumor Yoyo kandidat kuat menjadi drummer Dewa, bagaimana cerita yang sebenarnya?
 
Sempat ditawarin, setelah Tyo Nugros keluar. Kalau itu cuma sebagai additional player enggak masalah untuk saya. Kalau rumah, saya cukup satu. Sempat mau rekaman bareng bahkan, waktu diajak rekaman. Tetapi aku enggak tahu itu proyek untuk apa. Saya pikir itu untuk Dewi Dewi. Begitu take lagunya Roman Picisan, tapi kok aransemennya Dewa, guide-nya vokal Once. Baru aku tanya, terus Dhani bilang nawarin gabung sama Dewa. Aku pikir enggaklah.
 
Apakah ada band Indonesia yang akhir-akhir ini Yoyo dengarkan dan kagumi?
 
Aku sempat dengerin Barasuara, ketukannya enggak umum. Liriknya juga keren. Aku sempat lihat di iTunes, terus jadi bahan perbincangan teman-teman dan penasaran.
 
Aku coba dengar satu album. Tidak mudah mendengarkannya. Itu adalah satu yang baru untuk musik Indonesia. alhamdullilah sekarang sudah lepas dari era Melayu dan Boyband.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIT)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan