Klaten Etno Jazz Sawah sendiri ingin memperlihatkan sinergi sektor pertanian dan unsur penting air serta budaya dalam mempertahankan kedaulatan pangan. Dengan kolaborasi yang elok dengan sektor pertanian, musik jazz dapat menjadi bagian penting dari gerakan budaya yang mendukung keberlanjutan dan ketahanan pangan.
Acara ini turut mengundang sederet bintang tamu seperti Trie Utami, Vertigong with Silir Wangi, Smara Tantra, Keroncong Jazz Lastarua, Komunitas Jazz Indonesia, Musik Air by Memet Chairul Slamet, Gejok Lesung Sekar Melati, dan Drumband dari SDN Ponggok.
Klaten Etno Jazz Sawah 2024 dipersembahkan pada Minggu, 17 November 2024 mulai pukul 12.00 hingga 17.30, yang berlokasi di bentang alam sub Das Pusur, tepatnya di Umbul Besuki, Klaten yang identik dengan mata air beningnya dan dikelilingi sawah yang menyejukkan mata.
baca juga: Mus Mujiono: Jazz Mainstream Susah Diterima di Indonesia |
Pagelaran Jazz unik ini dinisiasi oleh Agus Setiawan Basuni dari Warta Jazz. Agus menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah sebuah ikhtiar untuk menyatukan stakeholder ekonomi kreatif dan saling bersinergi mengantisipasi terbukanya peluang dengan koneksitas Klaten lewat jalan tol di tengah dua kota yang punya magnet budaya dan wisata luar biasa di Yogyakarta dan Solo.
"Klaten terkenal lewat Beras Delanggunya. Kami ingin mendorong sinergi antara musik Etno, Jazz dan Sawah," ungkap Agus Setiawan dari siaran pers yang diterima oleh Medcom.id.
Ajakan dari agus disambut dengan antusias oleh Juneadhi Mulyono, Lurah Desa Ponggok yang viral lewat wisata airnya.
"Kolaborasi menjadi kata kunci di tengah dunia yang serba tak menentu. Dengan saling mendukung Wisata dan Pertanian, semoga kegiatan ini bermanfaat untuk masyarakat sekaligus jadi ajang pemberdayaan,"
Hal yang sama diamini oleh Yusuf Mudani dari Komunitas Petani Muda Klaten, Jawa Tengah.
"Pertanian memiliki pola yang mirip, di mana improvisasi harus kerap dilakukan manakala menghadapi cuaca, pasar, atau teknlogi, maka petani harus mampu beradaptasi," ucap Yusuf Mudani.
Bentuk adaptasi ini didukung pula oleh Daniel Timbul, seorang artpreneur asli Klaten dari Seroja Indonesia, yang menggali dan mengembangkan potensi desa lewat kelas artistiknya yang menjadi bagian dari Road to Klaten Etno Jazz Sawah
"Kami ingin potensi yang ada dimanfaatkan dan dimaksimalkan, dengan penggunaan material yang terabaikan dan ramah lingkungan melahirkan karya-karya artistik berbasis sumber daya lokal," ungkap Daniel.
Klaten Etno Jazz Sawah ini merupakan hasil kolaborasi dari Warta Jazz, Komunitas Petani Muda Klaten, Desa Wista Ponggok, Seroja Indonesia, dan Aqua. Turut didukung pula oleh Pemerintah Kabupaten Klaten, Lestarilah Indonesia, dan Grand Tjokro Hotel.
Untuk menyaksikan acara ini, kalian dapat membeli tiket masuk dengan harga Rp20 ribu. Tiket masuk sudah termasuk dengan fasilitas berenang di Umbul Besuki dan merchandise beras yang bisa didapatkan dengan melakukan pemesanan melalui link s.id/etnojazz
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id