Dibentuk pertama kali pada tahun 1997, BOI AKIH merupakan duo yang digawangi oleh wanita Belanda berdarah Ambon bernama Monica Akihary (vokal, bass kalimba, live sequencer, penulis lirik) dan Niels Brouwer (gitar klasik tujuh senar, komposer). Keduanya dikenal lewat karya-karya yang berani melampaui batas genre, menyatukan jazz, musik Eropa, hingga tradisi Maluku dalam satu bahasa musik yang unik.
“Suara adalah instrumen yang indah, dan gitar memiliki suara yang tak kalah indah,” ungkap BOI AKIH dalam siaran pers yang diterima Medcom.id.
Eksperimen Musik Lintas Dunia
BOI AKIH bukan sekadar musik, melainkan sebuah gerakan suara dan emosi. Selama lebih dari dua dekade, rasa ingin tahu tanpa batas mendorong BOI AKIH untuk terus bereksperimen. Vokal puitis Monica yang kadang hadir dalam bahasa Inggris, kadang dalam bahasa Haruku (Maluku), berpadu harmonis dengan lapisan gitar Brouwer. Hasilnya adalah dialog musikal yang intim, berakar pada tradisi kuno sekaligus berani menembus wilayah kontemporer.Baca Juga :
Pengaruh Nick Mamahit di Dunia Musik Jazz Indonesia
Karya mereka telah menggema di panggung-panggung besar dunia, dari North Sea Jazz Festival dan Jazzfest Berlin hingga Freedom Concert di Ambon yang disaksikan lebih dari 20 ribu orang. Media internasional seperti BBC Radio, VPRO Vrije Geluiden, hingga Radio France pun pernah menyiarkan musik mereka.
Diskografi BOI AKIH
BOI AKIH selalu menghadirkan eksplorasi yang personal dan penuh kejutan. Album perdana mereka yang bertajuk Uwa I (2004) mempertemukan simbiosi tradisi Eropa, India, dan Indonesia. Sementara album Circles in a Square Society (2012), berhasil menghadirkan interpretasi ulang karya musisi legendaris seperti Jimi Hendrix, Neil Young, dan Joni Mitchell.Tak berhenti di sana, karya Controlling the Swing (2017) bahkan pertama kali dipentaskan di Holland Festival. Album ini menuai banyak pujian karena keberaniannya merangkai ekstrem musik yang berbeda dalam satu tarikan napas. Tiga tahun kemudian, Storyteller (2020) lahir, sebuah karya yang semakin meluruhkan sekat antara musik, puisi, dan cerita, mempertemukan timur, barat, utara, dan selatan dalam satu narasi musikal
Puncaknya, lewat album terbaru From and to Infinity (2023), BOI AKIH seolah mengajak pendengar berlayar bersama ombak menuju Pulau Ambon, Maluku. Suasana itu makin terasa lewat kolaborasi lintas benua: denting organ Nora Mulder, alunan recorder Dodó Kis dari Hungaria, 35 senar kora Afrika Barat yang dimainkan Sekou Dioubate, perkusi dari Bintou Kouyate asal Guinea, hingga petikan gitar dan vokal khas BOI AKIH sendiri.
BOI AKIH Bakal Menghelat Tur Di Jakarta & Yogyakarta
(Foto: dok. Instagram @boiakih)
Kini setelah melanglang buana di panggung-panggung pentas jazz internasional, BOI AKIH bakal menghelat tur konser mereka di Indonesia bertajuk BOI AKIH DUO Indonesia tour 25. Tur mereka di Indonesia akan dimulai di Synchronize Fest 2025, Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, pada 4 Oktober.
Selanjutnya, duo Monica Akihary dan Niels Brouwer juga akan menyambangi Yogyakarta lewat tiga rangkaian konser yang ditutup dalam acara Jazz Kota Baru pada 11 Oktober.
Jadwal BOI AKIH DUO Indonesia tour 25:
04 Oct- Synchronize Festival, Ruangrupa 25 , Jakarta
05 Oct -Toba Dream – Jakarta 16:00 WIB
06 Oct – Mben Senin, Yogyakarta
09 Oct – ISI, Yogyakarta 09:30-13:00 WIB
11 Oct – Jazz Kota Baru, Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
