Ussy Pieters (Foto: Metrotvnews/Elang)
Ussy Pieters (Foto: Metrotvnews/Elang)

Suara Merdu Para Ibu

Elang Riki Yanuar • 28 Juli 2016 17:42
medcom.id, Jakarta: Usia mereka memang tak lagi muda. Tapi, kemerduan suara mereka belum mereda.
 
Saat orang-orang seusia mereka sedang asyik beristirahat atau bercengkrama bersama keluarga di malam hari, puluhan wanita paruh baya yang Metrotvnews.com temui justru baru memulai aktivitasnya. Mereka terlihat asyik membaca partitur di sebuah studio di kawasan Cilandak, Jakarta.
 
Mereka adalah para anggota Ussy Pieters Choirs (UPC). Malam itu, mereka sedang berlatih untuk konser Tiga Dekade Cinta Chrisye yang akan dihelat pada 28 Agustus 2016 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Semakin malam, semangat mereka tak mengendur. Ada yang dengan seksama melihat notasi, ada juga yang terlihat bernyanyi sambil menganggukkan kepala, bukti mereka begitu menikmati aktivitasnya.
 
Suara Merdu Para Ibu
Anggota UPC sedang berlatih (Foto: Metrotvnews/Elang)
 
Lucunya, sebagian dari mereka tak mau dipanggil "Tante." Mereka lebih suka disapa "Mbak". Tentu saja agar tak menunjukkan jarak usia yang jauh atau tetap terkesan 'muda.' Tapi yang jelas, semangat bernyanyi mereka memang tak kalah dengan anak-anak muda.
 
Paduan suara ini awalnya dibentuk untuk menyambut ulang tahun tempat sekolah mereka di Tarakanita. Tak heran, seluruh anggotanya perempuan. Baru pada tahun 2011, paduan suara ini dibuka untuk anggota yang lebih luas.
 
"Ada juga teman SD saya yang sekarang tergabung di sini," kata Ussy Pieters, sang pendiri sekaligus pemimpin paduan suara.
 
Suara Merdu Para Ibu
Anggota UPC sedang berlatih (Foto: Metrotvnews/Elang)
 

Kiprah Ussy Pieters di dunia musik tak bisa dipandang sebelah mata. Dia merupakan pemain harpa Indonesia pertama yang meraih gelar Master Harp dan Doctor Music dari Conservatorium of Music di Roma, Italia pada 1986.
 
Ussy juga kerap meraih penghargaan sebagai konduktor ketika tampil di sejumlah festival musik luar negeri. Dia membuka sekolah musik dan juga mengajar vokal.
 
Usia anggota Ussy Pieters Choirs (UPC) terentang cukup luas, antara 30 hingga 70 tahun. Kebanyakan dari mereka sudah berkeluarga. Diakui Ussy, tak semua anggotanya dulu punya latar belakang bermusik ketika muda. Sebagai pengajar musik, hal itu bukan persoalan besar untuk Ussy.
 
"Yang penting ibu-ibu ini suka bernyanyi," ucapnya.
 
Suara Merdu Para Ibu
Anggota UPC terlihat semangat latihan (Foto: Metrotvnews/Elang)
 
Semangat dan latihan yang giat UPC perlahan mulai membuahkan hasil. Mereka mulai berani mengikuti festival paduan suara, termasuk di luar negeri. Mereka pernah meraih perak dari festival paduan suara di Manila pada 2013.
 
Prestasi serupa juga ditorehkan dalam festival paduan suara internasional di Bali pada 2015. Tahun lalu, mereka juga membuat konser tunggal di Gedung Usmar Ismail, Jakarta.
 

 
Tapi, bernyanyi bukan cuma soal menang dan kalah atau berapa banyak deretan piala berjejer di lemari. Hasil nyata yang didapat setiap anggota UPC tentu mereka tak lagi 'buta' nada. Mulai mengerti not balok atau mampu mengatur tempo.
 
"Awalnya memang sulit. Tapi lama-lama mereka sudah terbiasa dengan partitur, membaca not balok, temponya juga," katanya.
 
Kesulitan yang dihadapi Ussy bukan saja soal mengajari teknik bermusik. Tapi juga masalah non teknis seperti disiplin. Selain ibu rumah tangga, anggota UPC juga ada yang masih bekerja seperti menjadi pengacara, dokter hingga pengusaha.
 
"Disiplinnya memang agak susah. Terutama soal waktu. Saya terapkan aturan tidak boleh bolos latihan. Kalau tiga kali tidak ikut latihan maka saya coret," ujarnya.
 
Ussy juga termasuk 'keras' untuk urusan pola makan para anggotanya. Dia meminta anggotanya untuk tidak merokok, minum kopi dan menjaga pola tidur. Selain agar tetap hidup sehat, kualitas vokal mereka tetap terjaga.
 
"Apalagi kalau mau ada tampil. Saya menerapkan larangan sangat ketat. Setiap mau tampil kita selalu ada training camp," katanya.
 
Musik Sebagai Terapi
 
Musik dan anggota paduan suara Ussy Pieters merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Bernyanyi tidak sekadar urusan menembangkan nada lewat suara. Tapi lebih dari itu, musik membuat mereka sehat.
 
Sadar atau tanpa disadari, musik seperti membuat mereka menatap hidup dengan optimis. Usia lanjut bukan sesuatu hal yang harus ditakuti. Musik justru membuat usia yang terus menua harus dirayakan dengan riang.
 
"Kita menjadi selalu happy dengan aktivitas (bernyanyi) ini," ucap Tin.
 
Karena itu, wanita 56 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini menyebut tak ada duka yang dijalani selama bergabung dalam kelompok paduan suara, "Suka semua, tidak ada dukanya karena kita selalu happy."
 
Suara Merdu Para Ibu
Anggota UPC sedang berlatih koreografi dan menyanyi (Foto: Metrotvnews/Elang)
 
Ussy berkeyakinan, musik berkerja secara ajaib dalam tubuh mereka. "Kita terus bernyanyi untuk mencegah kepikunan. Kita jadi lebih sehat karena dengan bernyanyi bisa mencegah migrain, jantung, asma, alzheimer dan lain-lain. Bisa jadi obat juga. Jadi musik adalah terapi buat kita," katanya.
 
Ussy lalu mencontohkan bagaimana anggotanya masih mampu menghapal banyak lagu. Dalam dua bulan ke depan, mereka memiliki dua hajatan besar yaitu, Konser Tiga Dekade Chrisye dan festival musik di Spanyol pada Oktober 2016.
 
Di konser Tiga Dekade Chrisye, UPC akan tampil selama lebih dari 90 menit membawakan 17 lagu. Selain diharuskan menghapal puluhan lagu, mereka juga harus mengingat tarian agar tampil lebih atraktif.
 
"Kesulitannya memang menghapal. Ada puluhan lagu, terus ada koreografinya juga. Tapi mereka sudah tahu dasarnya. Mungkin dengan belajar sebentar sudah biasa," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan