Joko Anwar (Foto:Antara/Pey Hardi Subiantoro)
Joko Anwar (Foto:Antara/Pey Hardi Subiantoro)

Joko Anwar Ngetweet Soal Kejanggalan Pengunaan Dana Kemenpar

Agustinus Shindu Alpito • 03 Februari 2015 15:31
medcom.id, Jakarta: Sutradara Joko Anwar membeberkan fakta-fakta mengejutkan tentang penggunaan dana dari Kementerian Pariwisata dengan kedok mendukung perfilman Indonesia.
 
Kejanggalan penggunaan dana itu diungkapkan Joko melalui kicauan berseri pada Twitter-nya siang ini, Selasa (3/2/2015).
 
"(2) Dari tahun ke tahun, kegiatan ke luar negeri untuk film (sektor lain kemungkinan besar juga sama) selalu dimanfaatkan oleh pejabat. (3) Dimanfaatkan untuk kegiatan jalan-jalan bawa orang-orang yang sedikit atau malah tidak ada hubungannya dengan perfilman," kicau Joko.

Persoalan ini berdampak langsung bagi insan film yang berprestasi di Indonesia. Beberapa dari mereka yang filmnya lolos ke festival film internasional tidak bisa hadir dalam malam penganugerahan karena tidak mendapat dukungan biaya dari pemerintah.
 
Sebaliknya, pemerintah justru memberangkatkan nama-nama yang dirasa tidak memiliki keterkaitan secara langsung dalam festival film internasional tersebut, juga dalam industri film Indonesia.
 
"Penyewaan booth untuk 'promosi' film Indonesia di Berlin Film Festival yang kabarnya sebesar Rp1,5 miliar. Namun pengajuan bantuan pembelian tiket untuk orang-orang berprestasi (yang filmnya masuk seleksi Berlin Film Festival) yang membawa nama Indonesia ini tidak disetujui," kesal Joko.
 
Masih melalui rangkaian kicauan berserinya, Joko menyertakan bukti surat dari Kementrian Pariwisata yang melansir nama-nama delegasi dari Indonesia untuk Berlin International Film Festival 2015.

13. Tentunya ini bukan praktek baru. Berikut adalah surat dinas untuk delegasi film market Cannes tahun lalu. pic.twitter.com/BqwsDluT5U

— Joko Anwar (@jokoanwar) February 3, 2015

9. Sekjen Kementrian Pariwisata Ukus Kuswara lewat surat berikut malah membiayai orang-orang yg bisa dipertanyakan: pic.twitter.com/tZw3KIJ7Pf

— Joko Anwar (@jokoanwar) February 3, 2015
Beberapa nama yang terdengar asing adalah Subagyo Hutapea yang ditulis sebagai aktor dan Sarah Astriani yang ditulis sebagai aktris.

12. Contohnya, siapa artis Sarah Astriani dan Waliani Achmad May? Dan siapa pula 'pengamat film' Tini Afianti?

— Joko Anwar (@jokoanwar) February 3, 2015

"Mereka-mereka yang berprestasi tentunya memiliki urgensi yang lebih tinggi untuk diberangkatkan ketimbang nama-nama yang ada di surat tadi.(12) Contohnya, siapa artis Sarah Astriani dan Waliani Achmad May? Dan siapa pula 'pengamat film' Tini Afianti?" keluh Joko.
 
Beberapa nama pemeran dan sineas yang masuk dalam seleksi Berlin Film Festival dan Berlinale Talent Campus seperti Wregas Bhanuteja, Loeloe Hendra, Tara Basro, Arifin Putra, Rashidy Ariefiensyah, Aditya Ahmad, dan Nicholas Saputra, justru tidak tertulis dalam daftar delegasi itu.
 
"Menteri Arief Yahya harus nanya hal ini pada: Drs. Ukus Kuswara, Sekjen Kemenpar, Armein Firmanysah, Direktur Pengembangan Industri Perfilman. Sungguh tidak berguna kalau menterinya baru tapi pejabat-pejabat strukturalnya masih bermental yang sama seperti dulu," tegas Joko.
 
Setidaknya terdapat dua film Indonesia yang berlaga di Berlin Film Festival 2015. Pertama, "Lembusura" yang terpilih untuk bersaing di kategori Berlinale Shots Competition bersama puluhan film lain dari mancanegara.
 
Selanjutnya, film "Onomastika" karya Loloe Hendra. Festival ini akan berlangsung mulai 5 hingga 15 Februari 2015.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan