Shazam! dirilis di puluhan teritori secara bertahap sejak 2-5 April 2019. Indonesia termasuk negara paling awal karena dirilis di sini pada 2 April, sehari sebelum hari libur nasional Isra Mi'raj. Perilisan berlanjut ke negara-negara lain hingga akhirnya dirilis di teritori asalnya AS-Kanada pada 5 April.
Menurut data Box Office Mojo dan comScore, sepertiga dari pendapatan kotor itu berasal dari pasar domestik AS-Kanada, yaitu USD53,45 juta. Ditambah dengan pendapatan saat pemutaran khusus oleh Fandango akhir Maret lalu, pendapatan terkini di sana adalah USD56,77 juta.
Dibandingkan enam film DC sebelumnya sejak Man of Steel, pendapatan akhir pekan pembuka Shazam! memang terkecil, mengekor Aquaman (2018) yang mencapai USD67 juta dan sepertiga kurang dari Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) yang mencapai USD166 juta. Namun biaya produksi Shazam! pun juga paling kecil, yaitu sekitar USD100 juta.
Dari 70-an teritori di luar AS-Kanada, termasuk Indonesia, jumlah pendapatannya mencapai USD102 juta atau sekitar Rp1,44 triliun. Menurut data Deadline, film ini paling unggul di kawasan Eropa (kecuali Italia dan Spanyol), Amerika Latin, serta Asia (kecuali Tiongkok). Untuk Tiongkok, film ini kalah laris ketimbang film lokal P Storm.
Baik di pasar domestik AS-Kanada maupun internasional, pendapatan Shazam! jauh melampaui film-film besar Hollywood lain yang masih tayang.
Dalam periode yang sama, Dumbo (Walt Disney) meraup tambahan USD18 juta dari lokal dan USD39 juta dari internasional. Us (Unilever) meraup tambahan USD13 juta dari lokal dan USD10 juta dari internasional.
Pet Sematary (Paramount), yang baru saja dirilis di bioskop, meraup USD25 juta dari lokal dan USD17,3 dari internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News