The Last of Us mengisahkan tentang ancaman wabah zombie yang disebabkan oleh infeksi dari jamur bernama Cordyceps. Dalam serialnya, Jakarta diceritakan sebagai kota yang menjadi sumber jamur mematikan ini.
Meski muncul dalam kisah fiksi, jamur Cordyceps memang ada di dunia nyata. Mengutip laman Washington Post, jamur cordyceps memiliki sekitar 600 varian dan bisa ditemukan di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara.
Jamur Cordyceps memang bisa menyebabkan gejala serupa zombie pada serangga. Tampaknya inilah yang mengilhami Neil Druckmann dalam meramu kisah The Last of Us.
Meski mampu menginfeksi serangga, asisten kurator dan peneliti mikologi di New York Botanical Garden, João Araújo, memastikan bahwa Cordyceps tidak akan menginfeksi manusia. Hal ini mengingat ada perbedaan besar antara biologi manusia dan serangga. Cordyceps tidak dapat tumbuh pada mamalia atau hewan non-serangga mana pun.
"Mereka tidak siap untuk menyerang, bertumbuh di dalam, dan mengirimkan spora dari tubuh manusia,” kata Araújo.
Sementara itu, profesor ketahanan pangan di Penn State yang juga Kepala Plant Village sekaligus ahli jamur zombie, David Hughes, mengatakan tidak terlalu aneh untuk membayangkan jamur zombie menular ke manusia. Hal itu ia katakan lantaran penyakit hewan juga seringkali dapat menular ke manusia.
Meski demikian, Hughes yang menjadi salah satu rujukan konsultasi game Last of Us pertama memastikan jamur zombie tak memiliki kekuatan dalam proses tersebut.
(Nicholas Timothy Suteja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id