Film ini menjadi titik balik kepercayaan Riri Riza dan juga Mira Lesmana kepada FFI, setelah beberapa tahun lalu sempat memboikot ajang bergengsi bagi insan perfilman Tanah Air. Sutradara dan produser itu pernah memboikot ajang ini karena menganggap sistem penilaian dan penjurian yang megecewakan.
"Rasanya kayak masuk gedung yang gede banget. Karena belakangan ini seolah-olah ada problem yang sifatnya kita tidak mau ikut (FFI) karena masing-masing merasa tidak puas dengan penjurian. Tapi jangan pernah lupa, bahwa kita sama-sama pernah janji tidak akan ikut di dalam sebuah penyelenggaraan yang perbaikannya tidak pernah betul-betul esensial," ujar Riri, usai menerima Piala Citra, di Palembang Sports and Convention Center, Sumatera Selatan, Sabtu (6/12/2014) malam.
Riri menilai, keikutsertaannya dan juga Mira Lesmana kembali mengirimkan film ke FFI karena kebijakan baru FFI yang sudah sesuai harapan.
"FFI adalah puncak dari sebuah pemikiran tentang bagaimana mengelola perfilman di Indonesia. Kita harus senang sekarang, karena perfilman di sini sudah punya kebijakan yang lebih baik. Sudah ada undang-undang yang diterjemahkan dengan adanya lembaga seperti BPI (Badan Perfilman Indonesia). Kemudian FFI dipegang BPI yang akhirnya membuat penjurian jadi lebih terbuka. Terbuka dalam artian ada ahli yang menilai. Jadi, saya pikir ada janji yang lebih baik terhadap perfilman melalui sebuah festival semacam ini. Karena itulah, Mira memutuskan untuk mendaftarkan 'Sokola Rimba' di FFI," lanjut Riri.
Riri menegaskan, dirinya dan Mira Lesmana selama ini tidak pernah bermasalah dengan FFI. Hanya saja, untuk mendaftarkan film-filmnya, mereka harus menunggu waktu yang tepat.
"Ini adalah revolusi mental. Sebuah semangat baru di dunia perfilman Indonesia. Pak Jokowi, presiden kita yang baru juga mendukung hal ini. Kita ingin kasih lihat ke beliau, supaya film lebih didorong lagi dengan kehadiran kami semua," tutup Riri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News