Film yang diproduksi oleh BASE Entertainment dan Beacon Film itu akan bersaing di program bergengsi Vision, sebuah kategori yang menyoroti karya-karya independen dari sutradara-sutradara berbakat di Asia dan Korea.
BIFF sendiri merupakan festival film terbesar di Asia dan tahun 2025 ini menandai edisi spesial yang ke-30. Terpilihnya Esok Tanpa Ibu dalam program Vision Asia menegaskan kualitas sinema Indonesia di kancah global.
Film Esok Tanpa Ibu disutradarai oleh sutradara asal Malaysia, Ho Wi-ding, yang dikenal lewat karya-karya sebelumnya yang memenangkan penghargaan internasional. Naskah film ini ditulis oleh trio penulis berbaka, yaitu Gina S. Noer, Diva Apresya, dan Melarissa Sjarief.
Di jajaran produser, film ini melibatkan nama-nama besar seperti Shanty Harmayn, Tanya Yuson, Aoura Lovenson, Winnie Lau, dan Dian Sastrowardoyo.
| baca juga:
|
Kolaborasi internasional ini membawa visi yang mendorong batas-batas kreatif, menciptakan cerita universal tentang hubungan keluarga dan kerapuhan remaja.
"Busan International Film Festival menjadi platform yang tepat untuk menayangkan pertama kalinya film Esok Tanpa Ibu," ujar produser Shanty Harmayn dalam keterangan resminya.
"Film ini menjadi perayaan sinema Asia yang menampilkan kolaborasi sineas dengan visi yang kuat," lanjutnya.
Penampilan perdana Esok Tanpa Ibu di BIFF 2025 menjadi momen penting yang tidak hanya merayakan sinema, tetapi juga menunjukkan talenta-talenta luar biasa dari Indonesia dan Asia.
Sementara itu, Dian Sastrowardoyo, yang juga menjadi produser sekaligus pemeran utama dalam film ini, mengungkapkan rasa syukurnya.
"Terpilihnya film ini adalah babak baru bagi Beacon Film, rumah produksi yang saya dirikan. Semoga film ini bisa memberikan kesegaran bagi lanskap sinema Asia," katanya.
Dian juga memuji penampilan Ali Fikry yang menurutnya sangat mengesankan dan akan menjadi sorotan bagi audiens internasional.
Selain Dian Sastrowardoyo dan Ali Fikry, film Esok Tanpa Ibu dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman.
Esok Tanpa Ibu menceritakan tentang perjalanan emosional seorang remaja bernama Rama (Ali Fikry) yang harus menghadapi duka mendalam setelah kehilangan ibunya.
Dalam kesendiriannya, Rama menemukan harapan pada I-BU, sebuah program AI yang diciptakan oleh temannya. Program ini dirancang untuk menghadirkan kembali sosok penuh kasih ibunya, membantunya melewati masa-masa sulit dan konflik dengan sang ayah.
Film Esok Tanpa Ibu bukan hanya tentang duka, tetapi juga tentang bagaimana sebuah teknologi dapat membantu seseorang untuk berdamai dengan kehilangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
