Namun, Ernest juga memiliki ketakutan di samping kesuksesan film yang digarap sekaligus dibintanginya. Ketakutan itu adalah respons penonton dan perbandingan terhadap karya Ernest yang umum dilakukan penonton.
"Setelah Cek Toko Sebelah hantu terberat gua ekspektasi sejujurnya. Karena Cek Toko Sebelah enggak disangka-sangka. Film pertama kita Ngenest, okelah 700 ribuan (penonton). Terus Cek Toko Sebelah 2,6 juta dan bukan cuma masalah jumlah penonton, ada piala dan lain-lain jadi buset beban gua berat banget kayak mau enggak mau akan dibanding-bandingkan," kata Ernest di Jakarta.
Film Cek Toko Sebelah memiliki konten cerita yang lekat dengan kehidupan Ernest. Dia mengangkat tema keluarga dan ras China dengan bumbu cerita keluarga yang sangat dekat dengan budaya Indonesia. Formula ini sedikit dirubah ketika Ernest merilis Susah Sinyal dengan meninggalkan etnis keluarga China.
"Pokoknya gua kasih jarak dengan Cek Toko Sebelah gimana caranya supaya sesulit mungkin untuk dibandingkan apple to apple karena gua takut dibandingin," sambungnya.
"Kalau kayak begitu jadi suka parno takut salah. Cuma ya belajar secara mental, pelan-pelan mengatasi itu. Proses," pungkasnya.
Merujuk data FilmIndonesia.or.id, film Cek Toko Sebelah (2016) sukses meraih 2,6 juta penonton. Film Susah Sinyal (2017) menyusul dengan 2,1 juta penonton. Terbaru, film Milly & Mamet (2018) meraih 1,5 juta penonton. Ketiga film ini sukses masuk dalam 10 besar film Indonesia terlaris dengan capaian jutaan penonton.
Sementara itu, film Cek Toko Sebelah berlanjut dalam bentuk series bersama platform digital HOOQ dengan 12 episode dan tayang berkala Senin dan Rabu pada Desember 2018. Ernest Prakasa memakai topi sutradara bersama Bene Dion dan Arie Kriting. Ada enam penulis untuk serial ini.
Saat ini Ernest Prakasa disibukkan proyek film Ghost Writer bersama sutradara Bene Dion. Dalam waktu dekat, Ernest merilis film Imperfect yang disadur dari buku besutan istri, Meira Anastasia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News