Mengambil tema Teater dan Film, FFI ke-37 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini diharapkan menjadi ajang yang memiliki kekuatan konten edukasi dan budaya yang dipadukan dengan industri kreatif sehingga memiliki nilai dan karakater Indonesia.
"Kemendikbud menggandeng Badan Perfilman Indonesia (BPI), dalam menyelenggarakan FFI 2015 dan provinsi Banten menjadi tuan rumahnya," papar Didik Suhardi, Sekertaris Jenderal Kemendikbud saat ditemui di Kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (9/9/2015).
Untuk proses penjurian, Jajang C. Noer mengungkapkan bahwa akan sama prosesnya seperti tahun lalu. "Akan ada dua tahap penjurian. Tahap pertama dinilai oleh pakar-pakar dari setiap kategori atau bidang yang dijurikan. Akan ada 85 juri yang akan menilai semua karya yang akan dipilih sebagai nominasi," papar Jajang.
"Untuk tahap kedua, untuk voting pemenang dari nominasi yang ada, terdapat tambahan 15 Juri yang merupakan orang yang kredibel, yang mengerti akan perfilman Indonsia. Diantaranya yaitu Mulya Lubis, Romo Geni Susatyo, dan Kemala Atmojo (mantan pejabat film). Sehingga total terdapat 100 dewan juri yang menilai FFI 2015," ujar Jajang menambahkan.
Untuk pengkategorian, akan terdapat 13 kategori Bioskop dan 4 Non Bioskop. Untuk kategori Bioskop terdapat nominasi untuk Peran Utama Wanita Terbaik, Peran Utama Pria Terbaik, Peran Pembantu Wanita Terbaik, Peran Pembantu Pria Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Terbaik, Sinematografer Terbaik, Efek Visual Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penata Artistik Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.
Untuk kategori Non Bioskop terdapat nominasi untuk FTV Terbaik, Film Dokumenter Terbaik, Film Animasi Terbaik dan Film Pendek Terbaik.
Sebagai ketua acara, Olga pun berharap FFI tahun ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya. "Untuk FFI tahun ini, tak hanya memberikan apresiasi untuk para pekerja film, tapi juga mengajak penikmat film untuk dapat menyaksikan pencapaian film Indonesia. Hal ini guna menarik keinginan masyarakat Indonesia untuk dapat mencintai dan menonton film produksi Tanah Air," tutup Olga Lidya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News