Kali ini, Naya pun dipercaya menggarap film berjudul Sundul Gan: The Story of Kaskus. Ini merupakan film komersil pertamanya.
Film Sundul Gan bercerita tentang berdirinya Kaskus yang menjadi forum komunitas di dunia maya.
Kaskus merupakan sebuah komunitas dunia maya terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1999 di Amerika Serikat oleh para mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana yakni, Andrew Darwis dan Ken Dean Lawadinata.
Berikut perbincangan dengan Naya Anindita saat ditemui di kawasan Kasablanka, Jakarta.
Bisa diceritakan kenapa bisa terlibat dalam film ini?
Waktu Piala Maya 2014 saya kan yang jadi pembaca nominasi untuk kategori film omnibus terbaik. Waktu itu juga saya sekalian muterin trailer untuk film saya yang berjudul Anna & Ballerina.
Mas Putraman Tuta yang jadi sutradara Catatan Si Boy ada di sana dan tertarik sama trailer film saya. Dari situ dia nonton film saya dan saya ditawarin proyek untuk sutradarain film Sundul Gan ini.
Kenapa menerima tawarin film ini?
Saya berani ambil tawaran ini karena saya penasaran sama kemampuan saya sendiri dalam bikin film komersil. Saya juga yakin sama kemampuan diri sendiri.
Perkembangan film ini gimana sekarang?
Sekarang sudah masuk tahap post-produksi, dan tinggal tunggu tayang pada 2 Juni 2016.
Apa yang diceritakan dalam film ini?
Film ini akan bercerita tentang usaha bangun dan memperkenalkan Kaskus di Indonesia. Selain itu, dimasukin juga cerita-cerita dari forum yang ada di Kaskus untuk menjadi sub-plot dalam film ini.
Siapa aktornya? Lalu bagaimana tanggapan Andrew dan Ken?
Film ini akan diperakan oleh Dion Wiyoko sebagai Ken Dean, dan juga Albert Halim sebagai Andrew Darwis. Andrew dan Ken juga suka sama pilihan aktornya.
Sudah berapa film mba Naya buat?
Kalau film komersil sih ini yang pertama. Sebelumnya hanya membuat film pendek indie saja.
Genre dan film favoritnya apa sih?
Saya suka banget sama genre sci-fi. Film-film favorit saya itu Star Wars, Matrix, Blade Runner, Pacific Rim, sama masih banyak lagi sih.
Siapa sih sutradara idolanya?
Kalau sutradara luar negeri saya sukanya Quentin Tarantino, film-filmnya dia itu selalu punya dialog yang bagus banget. Kalau Indonesia saya sukanya Joko Anwar.
Ini kan film pertama, siap menerima kritik?
Ini adalah proses belajar. Jadi harus siap menerima kritik. Kritik itu justru bikin kamu enggak puas sama karya kamu sendiri dan bakal tetap belajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id