Pria berusia 32 tahun yang kini menjajal pekerjaan baru sebagai produser itu sedang mempersiapkan film tentang antikorupsi. Menurut Darius, korupsi menjadi masalah yang tak habis-habisnya di negeri ini. Setiap orang di Indonesia, katanya, pasti pernah berhadapan dengan situasi yang mengarah kepada perilaku koruptif. Misalnya saja, godaan untuk menyuap polisi saat terkena tilang lalu lintas.
"Pertentangan-pertentangan itu selalu ada dalam kehidupan kita. Orang sering mengambil jalan yang gampangan dan akhirnya mudah berkompromi dengan korupsi," ucapnya saat ditemui di Jakarta.
Menurutnya, generasi muda perlu bersikap tegas dalam menentukan nilai-nilai antikorupsi. Membedakan mana yang termasuk perilaku koruptif dan yang tidak. "Akan semakin sulit nantinya buat manusia modern untuk menentukan batasan korupsi," kata produser film Night Bus itu.
Bekerja sama dengan Transparency International Indonesia (TII), Darius menggarap film antikorupsi yang bakal diluncurkan pada 9 Desember mendatang--bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia. Film yang ia produseri itu mengangkat tema seputar perjuangan empat remaja membongkar korupsi di lingkungan sekolahnya. Dirinya bercerita film tersebut mengangkat kisah nyata di SMAN 3 Solo yang terjadi 9 tahun lalu.
"Kisah nyata kita adaptasi menjadi fiksi. Semangatnya ialah bagaimana generasi muda mempunyai kepekaan tentang hal-hal negatif yang mereka perjuangkan dan suarakan dengan caranya sendiri. Pesannya ialah memang harus diperjuangkan melawan korupsi dan tidak bisa sendirian," tutur Darius.
Dirinya menambahkan proses syuting mengambil tempat di Yogyakarta. Pilihan lokasi tersebut menurutnya agar tetap menjaga nuansa kedaerahan dari peristiwa aslinya yang terjadi di Solo. Untuk pemilihan para pemeran, ia mengatakan 95% aktor dan aktris dalam film bakal menggunakan talenta lokal Yogyakarta. Cerita film, sambung Darius, akan dikemas dengan nuansa kekinian yang dekat dengan kehidupan generasi muda.
(Dhika Kusuma Winata/MI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News