Fadli Zon mengajak pihak-pihak terkait untuk bersama-sama memberantas praktik premanisme di lokasi syuting, karena dengan begitu praktik ini bisa dihilangkan.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik itu pemerintah provinsi, kabupaten di mana tempat-tempat dilaksanakannya proses syuting,” kata Fadli Zon, di Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025.
Fadli pun mengimbau kepada masyarakat jika menemukan praktik premanisme di lokasi syuting dapat melaporkan, agar dapat ditindak lebih lanjut.
baca juga: Film Indonesia Hadir di Festival Cannes, Kemenbud Beri Dukungan Penuh |
Dengan diberantasnya praktik premanisme di lokasi syuting, Indonesia dapat menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi para sineas, bukan hanya dalam negeri, tapi juga mancanegara.
Jika praktik premanisme di lokasi syuting masih terus terjadi, menurut Fadli Zon dapat menutup pintu kerjasama sineas internasional yang ingin melakukan proses syuting di Indonesia. Padahal dengan begitu, Indonesia bisa lebih dikenal dunia.
“Banyak misalnya film-film dari luar, dari hollywood, bollywood, Korea yang mau syuting di kita dan itu mempromosikan daerah itu juga, mempromosikan provinsi, kota atau bahkan desanya,” ucap Fadli Zon.
Selaras dengan Fadli Zon, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Andhika Permata, menyadari betul bahwa fenomena seperti ini memang sering terjadi di lapangan, dan pihaknya tidak akan tinggal diam melihat praktik-praktik premanisme tersebut.
“Apalagi Pak Wagub (Rano Karno) juga memiliki latar belakang profesional di bidang film. Kami sedang menggagas terbentuknya Jakarta Film Commission, untuk hal-hal terkait teknis perfilman yang akan kami konsolidasikan dengan semua sektor terkait,” ucap Andhika.
Andhika menyebut upaya memberantas premanisme di lokasi syuting akan segera dilakukan, karena fenomena ini memang telah meresahkan banyak pihak, khususnya para sineas Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News