Pertemuan ini bertujuan untuk menyusun strategi dalam menghadapi rencana Trump yang ingin menerapkan tarif 100 persen terhadap film yang dibuat di luar negeri. Para eksekutif ingin memberikan pemahaman kepada Gedung Putih bahwa industri film tidak seperti industri otomotif atau manufaktur lain yang produknya lebih mudah dikenai tarif. Film seringkali diproduksi di berbagai negara karena kebutuhan cerita dan juga alasan efisiensi biaya.
“Banyak film memang dibuat di luar negeri, tapi tak sedikit juga yang diproduksi di Amerika Serikat, khususnya di negara bagian seperti Georgia, New Jersey, dan New York yang menawarkan insentif produksi yang besar,” jelas salah satu sumber yang mengetahui isi rapat, dikutip oleh Variety.
Baca juga: Kumpulan Berita Hiburan Terbaru Hari Ini |
Para eksekutif berharap Trump dapat melihat bahwa produksi film yang dilakukan di luar California lebih karena perbedaan insentif, bukan karena perusahaan sengaja menghindari produksi di dalam negeri. Mereka juga menekankan bahwa tarif ini justru bisa merugikan Amerika sendiri.
Charles Rivkin mengadakan pertemuan ini setelah Trump mengunggah pesan di media sosial yang menyatakan rencana untuk mengenakan tarif terhadap “semua film yang diproduksi di luar negeri.” Namun hingga saat ini, belum ada kepastian apakah kebijakan itu akan mencakup film layar lebar saja, atau juga termasuk serial TV dan konten streaming.
Baca juga: Mantan Road Manager Ngaku Pernah Ditipu Aldy Maldini |
Jika tarif tersebut diterapkan, pelaku industri khawatir hal ini akan mengganggu sistem pembiayaan film saat ini dan membuat produksi film menurun drastis. Tak hanya itu, negara lain bisa saja membalas dengan memberlakukan tarif atau pajak terhadap film buatan Amerika.
MPA dan para petinggi studio berharap bisa mengadakan pertemuan langsung dengan Presiden Trump untuk menjelaskan dampaknya lebih lanjut. Mereka juga ingin menunjukkan bahwa industri film AS sebenarnya memberikan surplus perdagangan hingga $15 miliar (sekitar Rp247,8 trilun) melalui ekspor film.
“Tujuan utama kami adalah menemukan cara kerja sama yang baik dengan Presiden Trump dan menghindari langkah yang bisa mengacaukan industri ini,” ungkap salah satu eksekutif seperti dikutip dari Variety.
Hingga berita ini ditulis, juru bicara dari MPA belum memberikan pernyataan resmi terkait pertemuan tersebut.
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News