Foto: The Imitation Game
Foto: The Imitation Game

"The Imitation Game", Film Tedas Tentang Si Cerdas

Agustinus Shindu Alpito • 16 Januari 2015 20:38
medcom.id, Jakarta: Jauh sebelum Steve Jobs menciptakan Macintosh dan Bill Gates melahirkan Windows, hidup seorang Alan Turing. Tidak ada kata-kata yang tepat untuk menjelaskan sosok Turing. Dia jenius, arogan, penyendiri, dan menyebalkan.
 
Kisah kehidupan Turing dituang ke dalam buku biografi berjudul "Alan Turing: The Enigma" dan disadur ke dalam film dengan judul "The Imitation Game". Tidak banyak yang tahu bahwa Turing melahirkan sebuah mesin pembaca sandi yang diberi nama "Christopher". Mesin itu terus berevolusi dan kita kenal saat ini dengan nama komputer.
 
Adalah Benedict cumberbatch yang juga secara jenius mampu menerjemahkan sosok Turing tanpa cacat. 

Bermula dari sebuah lowongan pekerjaan misterius yang dibuka pihak Kerajaan Inggris di saat Perang Dunia II. Tidak ada informasi jelas tentang jenis pekerjaan yang ditawarkan. Tapi, insting Turing yang kuat membawanya melamar pekerjaan itu. Insting Turing tepat, pekerjaan yang itu adalah sebuah misi rahasia untuk memecahkan mesin sandi milik Nazi, Enigma.
 
Enigma digambarkan sebagai sebuah mesin yang mampu mengenkripsi semua komunikasi radio pihak Nazi. Tidak ada mesin secanggih Enigma dalam Perang Dunia II. Pihak sekutu kalang kabut, ilmuwan mereka kewalahan memecahkan sandi-sandi yang dilahirkan Enigma. Mesin itu mampu membuat 159 juta kemungkinan sandi dalam satu hari, dan selalu sandi itu berubah setiap harinya.
 
Turing yang dari kecil gemar teka-teki silang sangat percaya diri membuat mesin yang mampu menerjemahkan enkripsi dari Enigma. Tetapi hal itu tidak mudah.
 
Keadaan semakin sulit ketika beberapa petinggi militer mulai meragukan kemampuan Turing. Perilaku seksualnya sebagai homoseks pun ikut disorot, Turing semakin dianggap sebagai seorang aneh yang arogan. Singkatnya, berbagai cara dilakukan untuk menjegal Turing.
 
Catatan lainnya
 
Harus diakui bahwa film arahan Morten Tyldum ini sempurna. Latar film era 1940-an yang dibangun sangat rinci, lengkap dengan sorotan beberapa teknologi yang ada di zaman itu. Beberapa cuplikan dan reka ulang Perang Dunia II seperti serangan Luftwaffe ke kota-kota di Inggris disuguhkan untuk membuat penonton semakin larut dalam film.
 
Plot cerita dirancang dengan alur yang acak. Sesekali penonton diajak melihat masa kecil Turing, lalu tiba-tiba lompat ke dekade selanjutnya di mana Turing merancang "Christopher" dan mendadak kembali ke era saat Turing sekolah dan menjadi korban bully. Meski demikian, Tyldum mampu mengemas latar waktu yang berbeda-beda jadi satu kesatuan yang utuh tanpa membuat penonton bingung.
 
Kalau saja ada adegan yang mengganjal, hanya pada adegan-adegan klise ala Hollywood. Seperti adegan Joan Clarke (Keira Knightley) yang datang terlambat dalam sebuah ujian dan justru membuat Turing terkesima. Atau adegan teman satu tim Turing, Hugh Alexander (Matthew Goode) yang tiba-tiba datang dari balik pintu menyelamatkan Turing saat dia dalam posisi terancam dipecat. 
 
"The Imitation Game" jadi nominasi dalam delapan kategori Academy Awards. Termasuk nominasi untuk kategori bergengsi seperti Best Picture, Best Director, dan Best Actor.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AWP)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan