Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufril mengatakan di tengah arus industri film barat, India dan Korea melanda layar bioskop dalam negeri, idealisme para sineas Indonesia untuk terus memproduksi film edukasi tetap tinggi.
“Indonesia memiliki banyak animator yang kualitasnya mumpuni seperti di negara lain, termasuk Hollywood dan Bollywood. Bedanya terletak pada nilai yang diangkat. Sineas dan animator kita berorientasi pada edukasi, bukan sekedar mengikut tren," kata Salim, Minggu, 31 Oktober 2021.
Keberhasilan film Nussa ini, kata Salim, menunjukkan bahwa tidak selamanya idealisme dan konsumerisme bertentangan. "Mereka ini value-based, bukan market-based. Masih banyak masyarakat yang lebih memilih film yang sarat nilai ketimbang sekedar sarat efek,” ujarnya.
Menurutnya Film Nussa sangat realistis menggambarkan sosok anak sekolah dasar di Indonesia dengan segala problematika yang dihadapi di sekolah, rumah dan lingkungan bermain.
“Sifat keegoisan anak kecil, kecemburuan ketika tidak menjadi perhatian orang tua, adalah murni khas anak-anak. Film ini bukan film fantasi, namun film yang dekat dengan keseharian kita. Sesuatu yang relevan dengan kehidupan masyarakat biasanya akan lebih disukai karena down to earth,” ujarnya.
Salim menyebut Film Nussa mengajarkan nilai-nilai universal kemanusiaan yang bisa diterima oleh segmen manapun dan mampu memperkaya khazanah animasi anak Indonesia sehingga tidak lagi bergantung pada film-film animasi luar.
“Tentu ada kesenjangan budaya antara anak Indonesia dengan film animasi produksi Barat dan Jepang, Film Nussa ini justru menurut saya tidak ada sekat karena memang dekat sekali dengan keseharian anak-anak kita,” katanya.
Salim mengajak keluarga Indonesia untuk sama-sama menonton film yang memiliki keluhuran universal yang sesuai dengan budaya Indonesia.
“Kita dukung sineas dan animator lokal Indonesia untuk terus berkarya. Saya berharap ke depannya akan banyak lagi film-film seperti Nussa agar industri animasi berbasis edukasi terus tumbuh dan memainkan peran penting di kancah industri perfilman dunia,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News